“Disini keberpihakan pemerintah diuji, masihkah berdiri disamping rakyat atau berdiri sebagai pelindung para investor nakal yang hanya ingin menyerobot lahan rakyat untuk kepentingan pribadinya,” jelasnya.
Dia mengatakan, sebelum bicara sebuah mimpi tentang kemajuan era teknologi dan industri, alangkah baiknya menelaah kembali struktur masyarakat secara keseluruhan.
“Bagaimanapun seharusnya teknologi dan industri berdiri di atas kesalehan sosial dan kearifan lokal yabg terbangun kokoh di masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga:Bupati Anne Minta Pramuka Harus Sasar Anak-AnakMengenang Almarhum Fahmi Fasya, Pejuang Literasi Hingga Akhir Hayat
Menurutnya, tanpa kuatnya budaya dan adat yang terikat di masyarakat maka teknologi industri hanya akan menjadi boom waktu yang sewaktu-waktu akan menghancurkan eksistensi dan masa depan masyarakat itu sendiri.
“Kemajuan zaman adalah keniscayaan seiring kebutuhan manusia yang semakin meningkat, akan tetapi kemajuan itu harusnya memprhatikan dampak lingkungannya serta dampak akan keberlangsungan hidup manusia di masa depan,” jelasnya.
Dia berpendapat, alangkah baiknya dikaji ulang dengn dasar pemikiran untuk menjaga rasa kerukunan, keadilan dan persatuan yang sudah lama terbangun turun temurun di Kabupaten Subang.
“Sebelum bicara rencana kota baru dan percepatan pertumbuhan industri yang nota bene mengorbankan tanah-tanah subur milik masyarakat sebagai mata pencaharian utama untuk menghidupi keluarganya, alangkah baiknya kita kaji ulang kembali rencana tersebut dan disisi lain pemerintah lebih haruslah memaksimalkn peran pertanian agar lebih produktif denagn hasil yang lebih melimpah,” pungkasnya.(ysp/dan)