KALIJATI-Tidak banyak yang melakoni bisnis ternak lebah penghasil madu. Semanis rasanya, keuntungannya pun manis.
Susanto, seorang peternak madu di Desa Ciruluk, Kecamatan Kalijati satu-satunya yang menekuni profesi ini secara turun temurun. Ia memiliki 200 koloni lebah madu.
Dari usahanya itu, mampu meraup omzet puluhan juta per bulan. Lebah yang dia pelihara adalah Lebah Melifera (Apis Mellifera). Salah satu serangga jinak pertama dan merupakan spesies utama yang biasa dipelihara oleh peternak madu.
Baca Juga:Hendak Padamkan Api saat Unjuk Rasa Mahasiswa, Anggota Kepolisian Alami Luka Bakar SeriusDesa Cibogo Ikuti Lomba Cerdas Cermat Tingkat Desa
Susanto membutuhkan waktu 7-14 hari untuk memanen madunya. “Kalau masalah panen, tergantung aliran madu yang masuk. Kalau banyak ya bisa cepat”, ujar Susanto.
Madu yang ia hasilkan kemudian dijual kepada sang pengepul madu yang ada di sekitaran Subang. Untuk satu koloni (satu kotak), Susanto mampu memanen sekitar 7kg madu.
“Kalau kualitas madunya bagus, ya satu koloni itu bisa dapet sekitar 7kg. Kalau kualitasnya standar paling hanya bisa dapet 2-3kg aja”, ucapnya.
Harga madunya sendiri sekitar Rp120-150 ribu per kilonya. Itu pun tergantung kadar air yang terdapat di dalamnya. Semakin dikit kadar airnya, maka semakin mahal harganya. Susanto menjual madunya itu hanya tergantung permintaan dan dia menerima pesanan satuan ataupun pesanan sekala besar.
Susanto mengatakan bahwa di Subang ini hanya dia yang membuka usaha ternak madu. “Di Subang mah cuma baru di sini, ya saya yang ternak”, kata Susanto.
Selama ini Susanto menernak lebah madu hanya seorang diri. Kecuali jika banyak pesanan, memperkerjakan orang lain.
Sajauh ini, kendala yang Susanto alami hanyalah masalah cuaca. “Pengaruh terbesar saat ini adalah musim, apalagi kalau curah hujan terlalu tinggi. Lalu vegetasi pakan juga bisa berpengaruh ke madunya”, pangkasnya.(fzn/man)