Keberadaanya Bantu Petugas Damkar
SUBANG-Hydrant pemadam kebakaran merupakan fasilitas publik yang penting untuk diperhatikan. Pasalnya, keberadaannya menyangkut keamanan dan kenyamanan masyarakat, terlebih pada musim kemarau seperti saat ini.
Data dari Damkar Subang, kebakaran di Subang dalam sehari selalu saja menerima laporan telah terjadi kebakaran dari masyarakat. Bahkan pernah terjadi 3 hingga 4 kali kasus kebakaran hanya dalam sehari, baik kebakaran yang berskala kecil maupun besar.
Kasie Pemadaman dan Penyelamatan Damkar Subang, Wawan Irawan menjelaskan bahwa hydrant merupakan koneksi berupa alat yang terdapat di atas tanah, yang menyediakan akses pasokan air untuk tujuan memadamkan kebakaran. Hydrant di wilayah Subang kota terdapat 11 buah, dari 11 buah, yang aktif hanya 6 buah, itupun 5 buah lainnya bertekanan air rendah.
Baca Juga:Festival Karaoke Pop Ikut Meriahkan HUT RI ke 74Dua Penyelam Temukan Korban Tenggelam
“Yang bagus ya hanya ini, satu buah, yang ada di taman stopan wisma karya ini, lima buah lainnya tekanan airnya kecil karena berbarengan dengan pemakaian air oleh warga,” kata Wawan kepada Pasundan Ekspres, Kamis (15/8).
Dia menambahkan, hal itu cukup membuat tim pemadam kebakaran di lapangan kesulitan karena ketika terjadi kejadian kebakaran yang besar sumber-sumber air alternatif selain hydran. Misalkan sungai juga mengalami kekeringan, pengaktifan kembali hydran lain dan perbaiakan tekanan air pada hydran selain hydran Wisma Karya, akan sangat membantu banyak dalam menjalankan tugasnya.
“Kita kesulitan untuk sumber air. Apalagi sekarang sungai-sungai sebagai alternatif hydrant juga pada kering. Kalau untuk wilayah Kota Subang masih kita bisa jangkau dari hydrant yang ada wisma, namun jika kejadiannya di luar wilayah Kota Subang cukup merepotkan,” tambahnya.
Sementara itu, petugas lapangan Damkar Subang Robiansyah juga memberikan tanggapan yang sama terkait keberadaan hydran tersebut. Dirinya bahkan mengungkapkan mengisi air dari hydran untuk kepentingan mobil pemadam perlu waktu hingga dua jam, jika di isi dari hydran yang bertekanan rendah, antisipasi yang dilakukan bersama groupnya selalu isi air mobil dengan penuh kembali di hydrant wisma karya jika telah menyelesaikan pemadaman di suatu tempat.
“Yang bagus, tekanannya stabil, ya hanya hydrant wisma. Kalau yang lain seperti ada di Sompi atau Pemda, itu tekanan airnya rendah, bisa hingga dua jam untuk isi air di mobil pemadam, jadi biasanya suka kami antisipasi dengan pengisian air kembali di hydrant Wisma untuk diendapkan di mobil, persiapan jika ada laporan kebakaran dari masyarakat,” pungkasnya. (idr/sep)