Istirahat sejenak. Penasaran naik ke batu kutil di depan warung ketan itu. Ukurannya sebesar separuh mobil bus. Banyak bentol-bentol di batu besar itu. Pantas disebut batu kutil.
Istriku, anak dan kedua kakak ipar sudah menyerbu goreng ketan. Saya dan keponakan memilih menikmati udara sejak di atas batu. Yang berada persis di depan vila mungil full kayu.
Vila bisa disewa Rp350 ribu semalam. Di bawah ada dua kamar, di lantai atas ada satu kamar plus balkon. Menghadap batu kutil.
Baca Juga:Pesan Bupati Anne Untuk Pasukan Pengibar Bendera HUT RI Ke 74Warga Tiga RW Ramai-ramai Bersihkan Sampah di Sungai Cileuleuy
“Kalau makan beda lagi. Bisa emak siapkan. Asal pesan aja dulu. Jangan mendadak. Kalau Sabtu Minggu penuh,” kata si Emak tukang warung.
Oh ternyata vila kayu itu miliknya. Di hari itu sudah di-booking rombongan anak sekolah. Dari pesantren di daerah Kasomalang. Pantas saja si emak sibuk memasak liwet.
Perjalanan dilanjutkan. Tibalah di gerbang terbuat dari kayu. ‘Wilujeng Sumping di Kampung Senyum’. Saya pun senyum. Merdeka! Akhirnya sampai di gerbang Curug Cibareubeuy.
Setelah sebelumnya mampir di Curug Pandawa dan menara selfi di atas bukit. Dengan latar belakang Curug Cibareubeuy. Spot ini diburu anak muda.
Ibarat anaknya, Curug Pandawa pendek. Tapi tertata rapih. Ada saung-saung buat mondok. Tarif hanya 100 ribu per orang, sudah dapet makan 2 kali. Kasur, bantal, selimut disiapkan.
Di Kampung Senyum disambut senyuman lelaki paruh baya. Namanya Rosid, tapi lebih suka dipanggil Bah Ocid. Menyapa dengan ramah. Saya ganti baju. Persiapan menuju curug yang tinggal 50 meteran lagi.
Byurrr air terjun terasa sedingin es jatuh di kepala. Lupa bayangan tumpukan tiket jalan sehat. Lupa cicilan KPR. Tapi tidak lupa sudah pesan nasi liwet, ikan asin, jengkol ke Bah Ocid.
Baca Juga:Subang City Mall Belum Berizin, Pembangunan Harus Sesuai RTRWPawai Alegoris Pukau Ribuan Warga Pamanukan
Curug ini tingginya mungkin sekitar 50 meter. Deras. Dari rembesan mata air di atasnya. Bersatu. Tumpah dari atas bukit. Seperti tumpah dari langit.
Saya tidak kuat lama-lama mandi. Dingin menusuk tulang. Tapi seger. Mungkin akan lebih kuat lama kalau ada bidadari. Saat ada pelangi. Hehe.
Saya senyum. Dalam batin: terimakasih Tuhan. Telah menurunkan Bah Ocid di curug ini. Gak apa-apa, walau Engkau tidak menurunkan bidadari.