SUBANG – PDIP Perjuangan Kabupaten Subang menggelar diskusi publik, yang bertajuk: ‘Publik Bicara, PDIP Perjuangan Mendengar’ di kantor DPC PDIP Perjuangan, Jalan KS Tubun Subang, Minggu sore (18/8).
Sedangkan tema diskusi membedah Rancangan Kebijakan umum anggaran (KUA), PPAS Perubahan tahun 2019 dan 2020 Kabupaten Subang.
Sekjen Partai PDIP Perjuangan Niko Rinaldo menjelaskan, PDIP Perjuangan Kabupaten Subang, di bawah kepemimpinan Maman Yudia selalu berusaha bisa memuliakan masyarakat, dengan menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.
Baca Juga:Peternak Lebah: Kami Butuh Mesin Pengolah PropolisRangkaian HUT ke-74 RI Tingkat Jabar Ditutup Lewat Gelar Senja di Gasibu
“Jika ada yang bertanya ada apa PDIP Perjuangan membedah dapurnya sendiri, dalam diskusi publik yang pertama ini, saya tegaskan, kepemimpinan Pa Maman Yudia di PDIP Perjuangan ingin menjadikan DPC PDIP ini sebagai rumah rakyat, menampung seluruh aspirasi dari rakyat. Jadi kedepan jika ada mahasiswa dan aktivis demo terkait kebijakan, jangan cuma ke kantor dewannya saja yang di demo, tapi kantor partainya juga, dan PDIP Perjuangan satu-satunya partai yang terbuka untuk itu,” jelasnya.
Diskusi tersebut dibuka secara langsung oleh Ketua Umum DPC PDIP Perjuangan Kabupaten Subang, Maman Yudia, dan dihadiri oleh Budi Setiadi sebagai pemantik diskusi tersebut.
Yang menarik dari diskusi yang berlangsung di kantor DPC PDIP Perjuangan sore ini adalah para peserta diskusi yang didominasi oleh anak muda. Hal tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi Maman Yudia. Bagi Maman kehadiran anak muda menyimpan harapan tersendiri bagi kemajuan Subang kedepan.
“Saya merasa bangga dan tidak menyangka sebelumnya, kalau yang hadir kebanyakan anak muda, padahal tema diskusi ini dianggap belum akrab dengan anak muda, dengan demikian saya merasa yakin jika anak muda di Subang ini memiliki kepedulian. Jika anak muda sudah mulai memiliki rasa kepedulian, saya merasa optimis PDIP Perjuangan masih punya teman untuk sama-sama berjuang mengawal pemerintahan daerah sekarang,” jelas Maman.
Diskusi berlangsung dua arah, sehingga diskusi terasa hangat dan cair. Tak jarang bahkan diantara peserta saling tanggapi juga saling kritisi. (idr/man)