KALIJATI – Usaha peternakan lebah madu cukup menjanjikan. Pemeliharaan yang mudah dan keuntungan besar menjadi daya tariknya.
Namun sayangnya sampai saat ini peternak lebah hanya mampu memanfaatkan madunya saja, padahal masih banyak bagian lain pada lebah yang bisa diolah menjadi produk bernilai jual tinggi.
“Di Indonesia itu peternak cuma bisa dapat madu saja, tidak bisa mengolah yang lain seperti propolis (olahan air liur lebah) dan melittin (senyawa racun sengat lebah)”, ujar Susanto, peternak lebah asal Desa Ciruluk, Kalijati.
Baca Juga:Rangkaian HUT ke-74 RI Tingkat Jabar Ditutup Lewat Gelar Senja di GasibuPeringati HUT ke-74 RI di Mekkah, Uu: Cinta Tanah Air Bagian dari Iman
Susanto mengatakan, keterbatasan peternak madu Indonesia dalam mengolah hasil lain selain madu adalah karena tidak adanya alat pengolah.
“Ya propolis saja kan harus diolah lagi, kita gak ada alatnya. Dulu mahasiswa Brawijaya pernah buat alatnya, tapi belum sampe sini, baru di Malang saja”, ucap Susanto.
Pada 2017 lalu mahasiswa Universitas Brawijaya menciptakan alat pengolah propolis yang dinamakan B-PROTECT (Bee Propolis Heat Extractor), namun menurut Susanto sejauh ini persebaran sosialisasi masih terbatas di wilayah Jawa Timur.
“Ya masih di sekitar Malang saja sosialisasinya, padahal kami-kami ini sangat membutuhkan alat itu”, lanjutnya.
Susanto mengaku sering dimintai tolong kawan-kawannya sesama peternak madu tentang info seputar alat pengolah propolis ciptaan mahasiswa Universitas Brawijaya ini.
“Ya teman-teman di Facebook banyak yang nanya ke saya soal alat itu, tapi ya memang gak ada. Saya pernah cari di toko online saja gak ada”, ucapnya.
Propolis merupakan campuran berbagai zat pada tumbuhan yang bercampur dengan air liur lebah, berfungsi sebagai perekat sarang lebah yang juga memiliki kandungan antioksidan tinggi.
Baca Juga:Kenangan Ridwan Kamil Saat Menjadi Paskibraka Kota Bandung 1988Gubernur Jabar Menari Sajojo Bersama Warga Papua di HUT ke-74 RI
“Iya propolis itu campuran dari berbagai tanaman, dicampur jadi liur lebah. Propolis itu obat penuh khasiat, antioksidannya paling tinggi itu”, sambungnya.
Susanto berharap adanya campur tangan pemerintah dalam hal kesejahteraan dan pengembangan peternakan lebah lokal. Selain itu Susanto berharap alat pengolah propolis dapat diproduksi massal.
“Ya saya sih pengennya pemerintah bantu, ini alat sudah ada ya tolong dibuat banyak, jadi kita-kita bisa beli, bisa pake, jadi pendapatan kan meningkat, kesejahteraan juga meningkat”, tutup Susanto.(aji/man)