PURWAKARTA-Detik-detik peringatan upacara puncak hari kemerdekaan RI ke 74 juga setiap tahunnya, tak lepas dari peran Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera). Seperti halnyapun di Kecamatan Plered Paskibra sukses menjalankan tugasnya.
Terutama bagi pembawa baki bendera Merah Putih Annisa Nurfadilah, saat mendekati panggung utama dengan inspektur upacara Camat Plered Asep Sonjaya, yang menyerahkan bendera Merah Putih, untuk dikibarkan.
Prosesi pengibaran Sang Merah Putih berjalan lancar,hingga sang merah putihpun berkibar dilangit wilayah Kecamatan Plered yang identik dengan Gunung Cupu yang menjulang.
Baca Juga:Anne: Pejuang Kemerdekaan Harus Jadi InspirasiSampah Plastik Jadi Pakaian Unik
Ditemui Pasundan ekspres usai melaksanakan tugasnya Anisa Nurfadilah, siswi kelas XI Madrasah Aliyah Al-Mutohar Plered ini tampak tersenyum ramah.
Bahkan dengan santai putri kedua dari empat bersaudara putra pasangan Pandi Malik dan Aan Karmila, kelahiran 24 Juli 2002 ini. Dengan lancar menjawab semua pertanyaan awak media yang mewawancarainya.
“Kuncinya santai,rileks tapi serius,” terang Anisa membuka resep rahasia pribadinya.
Namun keberhasilan itu, tak lepas dari giatnya mengikuti latihan rutin, selama hampir dua bulan penuh.Sehingga tim Paskibra yang berasal dari sejumlah SMA di Plered itu suskes menjalankan tugasnya.
Bukan hanya tampilan fisik saja, tetapi ketenangan bathin juga jadi kunci utama. Seberat apapun tanggungjawab yang dipikul, kita kembalikan kepada Sang Pencipta.
“La haola wallaquwwata Illa Billah. Toh kita berlatih berat sudah, berdoa sudah, selanjutnya berserah diri saja, Yang Kuasa juga akhirnya meridhoi niat kita,” sambungnya.
Usai mengibarkan Sang Merah Putih, suara tangispun pecah dari para orang tua siswa yang diperbolehkan mendekat. Merekapun saling berpelukan baik antar ibu ayah,bahkan sesama anggota tim.
Baca Juga:Warga Binaan Pemasyarakatan Pamerkan Kerajinan Tangan dari Bahan BekasMeski Harga Mahal, Petani Desa Langensari Sumbang Cabai untuk Memeriahkan HUT RI ke-74
Bagaimnapun dan serendah apapun level juang mereka,torehan waktu telah mencatatnya sebagai dharma bhakti yang akan mereka kenang paling tidak akan menjadi kisah teramat indah, sebagai bekal hidup di kemudian hari.(dyt/dan)