Oleh : M. Epih Sumaryadi, S.Pd.,M.Pd.
KSPF SMPN di Kab. Subang
Tampilnya Subang sebagai “jawara” di berbagai bidang yang selama ini dikuasai oleh daerah lainnya di Jawa Barat menjadi harapan besar masyarakat pasca Haji Ruhimat – Agus Masykur (Jimat – Akur) dilantik setahun yang lalu. Perubahan ke arah yang lebih baik di berbagai lini seakan menjadi harga mati bagi keduanya sebagai amanat yang diembankan ke pundaknya. Hal ini patut dimaklumi mengingat masyarakat Subang sudah terlalu lama “berpuasa” dalam mendapatkan pemimpin yang benar-benar memiliki visi untuk menyejahterakan rakyatnya. Kasus korupsi yang menjerat ketiga kepala daerah sebelumnya seakan menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat Subang untuk tidak mudah percaya dengan janji-janji yang pernah disampaikan oleh kepala daerah serta wakilnya yang saat ini menjabat.
Selama satu tahun berjalan, penulis mengakui bahwa ada kemajuan maupun prestasi yang dicapai oleh pemerintahan saat ini. Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih oleh pemerintah kabupaten Subang menjadi prestasi dan gengsi tersendiri sekaligus peristiwa bersejarah mengingat penilaian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut belum pernah diraih oleh para kepala daerah sebelumnya. Demikian halnya dengan penataan kota yang sudah jauh lebih beradab daripada waktu-waktu sebelumnya. Tak sampai disitu, upaya untuk membangun integritas di kalangan aparatur pemerintahan pun gencar dilakukan melalui berbagai kegiatan yang bernafaskan nilai-nilai spiritualitas. Sayangnya, penulis belum melihat upaya sungguh-sungguh dari pemkab Subang dalam melahirkan generasi unggul yang benar- benar mampu mengantarkan Subang sebagai “jawara” di tanah Pasundan.
Baca Juga:Pemdes Cianting Utara Segera Godok Perdes Operasional AmbulanKementerian Pertanian Pastikan Harga Cabai Tak Lagi Pedas
Minimnya dukungan Pemkab Subang terhadap pembinaan atlet di berbagai cabang olahraga menjadi salah satu hambatan dalam upaya mewujudkan Subang Jawara. Hal ini setidaknya terlihat dari minimnya perhatian Pemkab terhadap kesejahteraan para pelatih serta penghargaan kepada mereka yang telah berjasa mengharumkan nama Subang di berbagai event kejuaraan.
Kenyataan menunjukkan, tak sedikit putra putri terbaik Subang harus merogoh kocek sendiri untuk memenuhi kebutuhan peralatan selama latihan maupun keberangkatan menuju tempat perlombaan. Alhasil, para orangtua pun harus rela mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit akibat minimnya bantuan dana dari pemerintah daerah setempat.