“Kalau kena gigitan tokek bikin kaget. Misal ketika akan naik ke puncak, tangan kanan sudah masuk ke batang pohon, yang kiri ke batang satunya, terus ada tokek menggigit. Kan otomatis kita kaget. Sekali, dua kali sempat akan jatuh karena kaget, lama-lama terbiasa. Ya gitulah suka dukanya,” ungkapnya.
Kemudian pada musim angin kencang seperti sekarang. “Di atas, di puncak pohon kelapa saya suka sambil wirid aja. Metik kelapa, satu-satu ngiket ke tambang. Jadi nurunin kelapanya gak di lempar, di iket pake tambang, biar tetep bagus kelapanya,” tambah Kang Ade lagi.
Hingga sekarang Kang Ade hampir setiap hari memanjat pohon kelapa. Dalam sehari minimal 50 butir buah kelapa, hingga paling banyak 100 butir buah kelapa selalu dia dapat. Buah kelapa diangkut dalam keranjang besar, yang sudah dia rangkai sedemikian rupa agar menempel di bagian belakang motornya. Warung penjual es kelapa sepanjang kebun karet Manyeti dia pasok buah kelapanya. Dalam sehari, Kang Ade mengaku mengantongi seratus ribu sudah pasti.
Baca Juga:Gunadi Kembali Pimpin Pemuda PancasilaAsep Maulana, Apresiasi Open Bidding BUMD
“Ada yang langsung bayar, ada juga yang bayar setelah laku. Bagi saya gak masalah, dalam sehari Rp 100.000 mah dapet. Makanya pemasok kelapa dari luar kota atau luar Rawalele seperti Subang Selatan, jarang bisa masuk, karena sudah langganan semua sama saya,” pungkas Kang Ade.(*/vry)