SUBANG-Kodim 0605 Subang menerjunkan personil untuk patroli ke sejumlah pintu air di Kabupaten Subang. Hal ini dilakukan untuk pengaturan pembagian air kepada sejumlah area lahan pertanian yang sedang mengalami kekeringan.
Dandim 0605 Subang Letkol Arh. Edi Maryono mengatakan patroli ke berbagai pintu air untuk mengontrol dan mengawasi pembagian air-air ke sawah para petani yang ada di Kabupaten Subang. “Para petani mengeluh dengan kondisi kekeringan saat ini, maka kami menerjunkan personil untuk patroli pembagian air,” kata Letkol Arh Edi kepada Pasundan Ekspres, Jum’at (23/8).
Dia menjelaskan kekeringan yang melanda sejumlah daerah saat ini, berampak terhadap kebutuhan air yang meningkat. Sehingga pengawalan pembagian air sangat diperlukan agar tidak terjadi perebutan air.
Baca Juga:Perusahaan asal Prancis, Green Building Ubah Jerami jadi BriketDinas Kesehatan Karawang Minimalisir Penyebaran Penyakit Kusta
“Pasti banyak yang berebut air sehingga jika tidak di jaga atau di awasi maka warga akan berebutan untuk mengambil air. Maka pengawalan pembagian air sangat di perlukan sehingga air bisa merata di dapatkan warga yang membutuhkan air,” jelasnya.
Ia pun mengimbau para petani agar dalam masa kekeringan ini tetap sabar lantaran debit air masih tersedia. Adapun untuk jangka panjang, pihaknya berencana akan membuat sodetan.
“Jangan panik dan tetap sabar, karena debit air masih tersedia, dan dalam jangka panjang kita berencana membuat sodetan dan jika pada saat musim hujan tiba nanti, petani jangan lupa membuat embung-embung di areal persawahan mereka dan juga langsung tanam padi sehingga jangan terlambat untuk panen,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Subang, Asep Heryana mengatakan banyak petani yang mengeluh tentang pasokan air untuk mengairi sawah mereka, khususnya di jalur utara Subang. Hal itu disebabkan pengairan dari tarum timur mengalir ke daerah Indramayu terlebih dahulu dan baru ke wilayah Pantura. “Mereka mengeluhkan hal tersebut di musim kekeringann saat ini, karena airnya tidak langsung ke pantura,” kata Asep.
Dia menyebut mayoritas lahan pertanian di Subang merupakan jenis tadah hujan. Sehingga ada beberapa kecamatan yang sangat rentan ketika tidak dialiri air dengan baik seperti kecamatan Pagaden, Pagaden Barat, Cipunagara, Patokbeusi, Pusakarnegara, Pabuaran. “Kondisi kekeringan ini semua petani berharap agar segera berlalu,” pungkasnya. (ygo/sep)