Dorong Agenda Jawara Wisata Kabupaten Subang
Satu buah bambu utuh dibalut dengan daun kelapa muda, disusun sedemikian rupa dengan makanan cemilan khas desa. Seperti, opak, rengginang, dan kue ali yang dibungkus plastik bening tergantung di sepanjangnya. Itulah yang terlihat dari depan setiap rumah di Desa Jalupang Kecamatan Kalijati, saat ruwatan bumi atau hajat lembur berlangsung, beberapa hari lalu.
LAPORAN: INDRAWAN, Jalupang-Cipeundeuy
Pemandangan itu terlihat berjejer sepanjang jalan, diantara bendera, dan umbul-umbul sejak memasuki Desa Jalupang, dari arah Desa Tanggulun Barat. Hari itu sedang berlangsung ruwatan bumi atau hajat lembur, yang menurut Kepala Desa Jalupang, Adi Karta, merupakan sebuah upaya untuk merefleksikan syukur terhadap pendapatan hasil bumi yang sudah diraih para petani di Desa Jalupang. Beberapa hasil panen seperti padi, berbagai macam buah, juga sayuran disusun dengan komposisi menyerupai nasi tumpeng, ditandu beberapa orang, di arak keliling desa.
“Ini kreasi dari setiap dusun se-Desa Jalupang. Selain ada yang dibentuk seperti nasi tumpeng besar, juga ada beberapa hasil panen yang dijadikan material penghias mobil. Semuanya sama ikut diarak keliling desa,” ujar Kepala Desa Jalupang, Adi Karta.
Selain juga hasil bumi, beberapa masyarakat yang tergabung sebagai kelompok tani atau mewakili dusunnya, ramai-ramai membawa nasi tumpeng, lengkap dengan lauk, sambal, dan lalaban, untuk kemudian dimakan bersama-sama di kantor desa. Semua masyarakat melampiaskan suka citanya, sesepuh desa, tokoh masyarakat, pejabat desa, hingga Muspika Kecamatan Kalijati larut dalam suasana suka cita itu.
Baca Juga:Kades Pamanukan Hilir Usung Konsep BUMDes MartPro Aktif Diplomasi Negara Diapresiasi BritCham Indonesia
Ada yang menarik yang disampaikan Adi Karta ketika berbincang dengan Pasundan Ekspres di sela-sela acara itu, dia mewacanakan bahwa ruwatan bumi, atau hajat lembur yang setiap tahun rutin di gelar di setiap desa yang terdapat di Kalijati memiliki potensi untuk didorong menjadi agenda wisata tahunan di Kabupaten Subang.
“Terlepas dari sakralitas keberlangsungan ruwatan bumi yang sudah menjadi tradisi masyarakat di Kalijati. Saya melihat ini juga bisa menjadi bagian salah satu upaya untuk mendorong kemajuan Jawara Wisata yang dicanangkan oleh Bupati Subang. Gambaran sederhana saya, misalkan nanti Pemkab Subang membuat agenda tahunan atau kalender kegiatan, yang disesuaikan dengan waktu yang biasanya diselenggarakan ruwatan bumi ini untuk di publikasikan. Nantinya, diketahui khalayak luas dan menarik minat kunjungan,” jelasnya.