Dijelaskan Noni Nurjanah, fungsi dari creative hub ini bukan sebagai bendera, melainkan tiang yang menghubungkan antar komunitas di Subang maupun antar kota/kabupaten. Nantinya akan menjadikan komunitas kita menjadi semakin berkembang.
“Mudah-mudahan dinas-dinas terkait juga semakin melek, bahwa kita ini ada. Kreator kita ini layak untuk dibanggakan, layak untuk bisa bekerja sama nantinya. Kita ini juga professional, karena untuk menuju kota kreatif. Kita harus saling support satu sama lain, bisa saling berkaitan antar pemerintahan dan komunitas kreatif di Subang,” tambahnya.
Belum juga dibangun gedung creative HUB di Subang, namun sudah menjadi ajang pemernyatu para pelaku Ekraf di Subang. Setiap kegiatan mereka adakan dan ikuti, dari pantauan Pasundan Ekspres berbagai pameran hasil karya seni mereka ikuti. Bahkan juga menyelenggarakan beberapa event tersendiri yang mereka beri tajuk kolaborasi.
Salah satu yang tergabung dengan Subang creative Hub adalah Yono, salah satu pengrajin lampion berbahan paralon bekas asal Desa Wantilan Kecamatan Cipeundeuy Subang. Menurutnya kehadiran Subang Creataive Hub meski belum berdiri bangunannya sudah membawa dampak baik dalam perkembangannya selaku pengrajin.
Baca Juga:Akui Warganya Pemeran Video Porno, Kades Jalancagak Mohon MaafPemangku Adat Tangkubanparahu Layangkan Enam Pernyataan Sikap
“Meski sekarang belum dibangun gedungnya, namun melalui kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh Subang Creative Hub seperti pameran, atau kumpulan untuk sharing saja sudah banyak membuka wawasan saya. Pengetahuan saya bertambah, tentang desain prodak dan lain sebagainya, koneksi atau jejaring juga bertambah, semoga cepat terealisasi saja banguanannya,” pungkas Yono. (*/vry)