KARAWANG-Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tarum Karawang mengaku khawatir dengan kondisi kemarau pada Tahun 2019 ini. Pasalnya, PDAM mengakui kondisi tersebut menyebabkan salah sumber air mereka terancam mengering.
Direktur Tehnik PDAM Tirta Tarum, Didi Mulyadi mengatakan saat ini kondisi PDAM Tirta Tarum di wilayah Pangkalan telah mengalami krisis air. Dimana sumber air PDAM dari mata air Ciburial mengalami penurunan debit yang cukup signifikan hingga mempengaruhi pasokan.
Dengan kondisi normal, mata air Ciburial bisa menghasilkan debit sebesar 20 liter air perdetiknya. Namun saat ini, mata air itu hanya menghasilkan debit sebanyak 10 liter air perdetiknya.
Baca Juga:Taman Dipinggir Jalan Pantura, Jadi Ruang dan Tempat Aktivitas MasyarakatGempungan, Dandim 0619 Sampaikan Wawasan Kebangsaan
“Akibatnya suplai kepada pelanggan di wilayah Pangkalan dan sekitarnya tidak maksimal,” ungkapnya.
Di wilayah Pangkalan dan sekitarnya, menurut Didi, pihak PDAM memiliki pelanggan sebanyak 1.500 rumah. Tetapi pihaknya hanya bisa mensuplai setengahnya.
“Kontur wilayah Pangkalan ini perbukitan. Jadi untuk rumah yang wilayahnya di daerah tinggi sulit tersuplai, air sulit untuk naik ke atas,” terangnya.
Didi juga memprediksi, jika kemarau di Karawang semakin lama. Bukan tidak mungkin, mata air ciburial akan mengering. PDAM juga kesulitan untuk mencari sumber air baru untuk kebutuhan masyarakat Pangkalan dan Tegalwaru. Pasalnya jika menggunakan mata air baru pihaknya harus berurusan dengan perizinan dan konflik sosial masyarakat sekitar.
“Belum tentu itu diizinkan oleh masyarakat atau pihak Perhutani,” kata dia.
Salah satunya cara yang dilihat PDAM adalah pemasangan saluran melalui sumber air dari Waduk Jatiluhur atau dari Irigasi Tarum Barat di wilayah Wanasari.(aef)