Menurut dia, selama sebulan erupsi, pengelola TWA Tangkuban Parahu tidak pernah memberikan perhatian khusus kepada pedagang yang terdampak. Justru, mereka kerap dijadikan tameng dan alasan agar kawasan TWA segera dibuka kembali untuk umum.
“Misalnya dengan aksi nyata menyalurkan bantuan langsung atau kegiatan bantuan sosial bagi masyarakat sekitar gunung. Semuanya tidak dilakukan oleh pengelola alias nihil,” tuturnya.
Terakhir, pihaknya meminta semua pihak menahan diri dan sepakat untuk tidak mengganggu Gunung Tangkuban Parahu dalam melakukan aktivitas vulkanisnya, “Karena semua ini adalah kehendak Yang Maha Kuasa, semua peristiwa alam yang terjadi pasti sebagai pertanda dan selalu membawa hikmahnya bagi manusia,” tandasnya.(eko/vry)