KARAWANG-Anggota DPRD terpilih Provinsi Jawa Barat, Rahmat Hidayat Djati mengklaim jika minat baca buku generasi milenial yang hidup di era post moderen ini, terindikasi sudah mulai menurun. Mereka lebih suka membaca melalui smartphone, tanpa mau menambah pengetahuan sejarah dari buku, sehingga banyak generasi milenial yang termakan info hoax.
“Genarasi saat ini selalu ingin serba cepat. Sekali sentuh, langsung apa yang diinginkan bisa terwujud. Hal itu dipermudah oleh adanya aplikasi di smartphone,” ujar Rahmat dalam acara pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) Universitas Singperbangsa Karawang, Selasa (27/8)
Padahal, lanjut dia, generasi milenial adalah manusia yang bisa berfikir out of the box, kaya dengan gagasan dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Generasi millenial juga termasuk generasi kreatif.
Baca Juga:Karawang Zona Kuning, Kosmetik Bahan MerkuriGunung Tangkuban Parahu Belum Aman, Khawatir Keluar Gas H2S dan SO2
“Salah satu bukti adalah tumbuhannya industri kreatif di sekitar kita,” kata pria yang akrab disapa Toleng itu.
Menurutnya, mahasiswa sebagai aset bangsa dan agen pembaharu (iron stock), harus benar-benar mempersiapkan diri, secara intelektual, maupun sepiritual dengan cara belajar sungguh-sungguh. “Mereka harus kembali rajin baca buku sebagai referensi terpercaya, bukan melulu menyerap informasi melalui smartphone,” katanya.
Dijelaskan juga, generasi di Indonesia terbagi menjadi tiga, yakni generasi baby boomers yaitu orang yang lahir tahun 1940 hingga 1960. Tantangan generasi itu adalah fisik karena sempat mengalami zaman pertempuran fisik.
Kemudian generasi X, yakni mereka yang lahir dari 1960 hingga 1980. Tantangan masa itu adalah pendewasaan sikap.
“Terakhir generasi milenial yang lahir tahun 1980-ke atas. Tantangan masa ini adalah berupa teknologi informasi,” kata dia.
Bagi generasi milenial, lanjut Toleng, teknologi informasi yang semakin canggih harus digunakan secara arif agar mereka tidak ke luar dari jati diri bangsa sendiri. Mereka tidak boleh memakan mentah-mentah informasi dari smartphone atau media sosial.
Mahasiswa juga tidak boleh berhenti mencari tahu hanya dari bangku kuliah. Mereka harus rajin membaca, diskusi, refleksi dan mengamalkan ilmu sesuai dengan konteksnya. “Insya Allah, jika itu dilakukan, semua mahasiswa bisa bernilai untuk kemajuan bangsa dan negara,” katanya. (use/sep)