JAKARTA-Kontak senjata antara anggota TNI-Polri dan kelompok kriminal sipil bersenjata kembali terjadi di Papua. Tepatnya di Kabupaten Deiyai. Kontak senjata terjadi saat Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tengah menggelar dialog dengan komponen masyarakat Papua, Rabu (28/8).
Seorang anggota TNI gugur dalam peristiwa tersebut. Dia adalah Serda Rikson. Dia gugur setelah terkena anak panah. Tiga aparat keamanan lainnya menderita luka-luka.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan peristiwa terjadi berawal dari aksi massa yang menuntut, agar Bupati setempat menyetujui referendum. Menurut Dedi, kala itu massa berjumlah sekitar 150 orang..
“Mereka tuntut Bupati menandatangani persetujuan referendum, namun aksi itu berhasil dinegosiasi oleh aparat kepolisian saat itu,” jelasnya.
Baca Juga:Dandim 0619 Makan Bersama Warga PapuaArtis Cilik Kalijati Main di FTV
Akan tetapi, di tengah proses negosiasi berlangsung, massa lainnya datang membawa senjata tajam. Dan mereka langsung melakukan penyerangan pada aparat, alhasil terjadilah aksi penyerangan di tengah proses negosiasi tersebut.
“Tak tanggung-tanggung mereka muncul kurang lebih sekitar ribuan orang dari berbagai macam penjuru dengan membawa sajam dan panah, dan langsung menyerang aparat keamanan,” ungkap Dedi.
Akibatnya seorang anggota keamanan gugur dan tiga lainnya menderita luka-luka. “Jatuh korban dari aparat TNI satu orang, kemudian dari aparat kepolisian ada 3 orang. (Kena) panah semua,” kata Dedi saat dihubungi wartawan, Rabu (28/8).
Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja kerusuhan yang terjadi pada aksi massa yang mengakibatkan aparat anggota TNI tewas aparat kepolisia terluka berbuntut kontak senjata.
Kapolres Paniai dan tim masih kontak tembak, aku Irjen Pol Rodja saat dihubungi, Rabu (28/8) siang.
Sebanyak 11 pucuk senjata api milik TNI AD dilaporkan hilang dalam insiden tersebut. Termasuk satu pucuk senpi yang dipegang almarhum Serda Rikson. Senjata api yang hilang dilaporkan berjenis SS 1. Tidak hanya senjata, tapi juga beserta magasen yang berisi pelurunya.
Terkait kabar tersebut, Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto belum bisa memastikannya dan masih menunggu laporan.
“Belum ada laporan tentang 10 pucuk yang diinformasikan hilang,” kata Letkol CPL Eko yang mengaku satu pucuk senjata api yang dipegang alm Serda Rikson juga hilang saat dihubungi.