Dikatakannya, jenazah Serda Rikson dijadwalkan dievakuasi ke Nabire dan dua anggota lainnya mengalami luka-luka, seorang di antaranya yaitu Sertu Sunendra.
Aksi kerusuhan tersebut terjadi saat Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menggelar dialog dengan sejumlah komponen masyarakat Papua. Dialog untuk meredam isu rasisme yang diduga memicu terjadinya konflik di Papua dan Papua Barat.
Kegiatan yang digelar di Hotel Rimba Papua itu, berlangsung kurang lebih 2 jam. Mulai pukul 09.30 WIT hingga pukul 11.30 WIT. Nampak hadir dalam acara itu, sejumlah tokoh dari masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, hingga tokoh perempuan di Papua.
Baca Juga:Dandim 0619 Makan Bersama Warga PapuaArtis Cilik Kalijati Main di FTV
Pada kesempatan ini Kapolri menyampaikan, kedatangan dirinya bersama Panglima TNI dalam rangka ingin mendengarkan langsung apa yang menjadi masukan-masukan dari masyarakat Papua, dan akan mengakomodasinya untuk disampaikan ke pemerintah pusat.
“Jadi, kami datang langsung ke Papua untuk mendengar secara langsung apa masukan-masukan atau aspirasi dari masyarakat di Papua. Dan pokoknya, aspirasi itu akan kita akomodasi. Tapi yang penting dialog, pokoknya yang penting dialog,” kata Tito di hadapan para tamu, Rabu (28/8).
Tito juga menyampaikan, kalau saat ini pihaknha memastikan kondisi di Papua untuk keseluruhan saat ini aman terkendali. Kemudian, berkaitan peristiwa di Surabaya, Malang, dan Semarang yang diduga memicu kericuhan di Papua dan Papua Barat, menurutnya tidak perlu dilebih-lebihkan lagi.
“Intinya adalah saling menghormati. Untuk situasi Papua keseluruhannya aman,” sebut Tito.
Lebih jauh, Tito mengatakan, jika sampai saat ini layanan akses internet di Papua dan Papua Barat masih dibatasi buntut dari demo yang berujung kerusuhan beberapa waktu lalu. Diakui Tito, alasan pembatasan ini lantaranmasih ada oknum-oknum yang menyebarkan kabar bohong atau hoaks.
“Ya, sampai sekarang masih ada oknum-oknum yang menyebarkan hoax, sehingga layanan akses internet masih dibatasi. Dan detailnya sampai kapan, ya sampaiupaya melakukan provokasi sudah berkurang internet,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan, sikap TNI yang tidak akan menoleransi dugaan-dugaan tindakan rasisme yang memicu kericuhan. Saat ini, menurut Hadi, ada 2 anggotanya yang dimintai keterangan soal isu tersebut. “TNI tidak memberikan ruang sedikit pun kepada para pelaku rasisme dan saat ini sudah ada 2 anggota yang dimintai keterangan terkait rasisme di Surabaya,” kata Hadi.(Mhf/gw/fin/vry)