Berikutnya, aduan akan direkap oleh Tim Admin dan selanjutnya ditindak oleh Tim Pencari Fakta. “Setiap aduan yang masuk, kira-kira maksimal tiga jam (sudah bisa diklarifikasi), sesuai arahan Pak Gubernur,” ucap Enda.
Terdapat klasifikasi untuk setiap informasi yang dimuat di akun media sosial Jabar Saber Hoaks, yakni disinformasi, misinformasi, berita, dan klarifikasi fakta.
Konten sendiri didominasi oleh kategori politik (42,84 persen), disusul informasi terkait kesehatan sebesar 13,47 persen. Kategori lain yakni terkait regulasi/hukum, lalu lintas, bencana, kriminalitas, hingga penipuan.
Baca Juga:Rapat Paripurna Terakhir DPRD Sahkan Tiga PerdaPemkab Purwakarta Gandeng Polda Jabar Proses Lelang Jabatan
Adapun, selain mengunggah konten klarifikasi melalui media sosial tersebut, Tim Jabar Saber Hoaks juga rutin menyampaikan Top 5 Hasil Klarifikasi yang dipantau per pekannya.
Per Juli 2019, Jabar Saber Hoaks pun berhasil mendapat total 8.360.402 social media page organic reach baik melalui konten klarifikasi maupun literasi digital. Ratusan ribu comment dan likes sebagai bentuk interaksi juga sudah diberikan oleh masyarakat.
Sementara itu, beberapa aduan informasi yang telah diklarifikasi oleh Jabar Saber Hoaks antara lain ‘Disinformasi Wisata Baru di Cianjur Selatan’, ‘Berita Pantai Jawa Berpotensi di Guncang Gempa 8,8 SR dan Tsunami Dahsyat 20 Meter’, hingga ‘Disinformasi Ridwan Kamil dan Bima Arya Planga-Plongo di Inggris karena Banyak Minum Air Sabun’.
Selain menindak aduan sendiri, Tim Jabar Saber Hoaks juga bekerja sama dengan komunitas Balad Saber Hoaks yang tersebar di 27 kabupaten/kota Jawa Barat.
“Kami juga ada grup WhatsApp bersama relawan, Balad JSH, dari komunitas-komunitas se-Jabar. Kurang lebih ada 40 relawan,” ujar Enda.
Teranyar, program Jabar Saber Hoaks diikutsertakan dalam GovInsider Innovation Awards 2019. Pengumuman serta malam puncak penghargaan bakal digelar di UN Conference Center, Bangkok, Thailand, 16 Oktober mendatang. (HUMAS JABAR)