KARAWANG-Anggota DPRD Karawang diberikan ayam kampung dan tolak angin oleh puluhan masyarakat yang mengatasnamakan Independent Masyarakat Karawang Bersatu (IMKB).
Pemberian ayam dan tolak angin itu merupakan simbol lemahnya lembaga legislatif yang diduga menerima aliran dana dari kasus Upriting PDAM yang tengah ditangani oleh Kejati Jawa Barat.
Aksi yang dimulai dengan longmarch dari stadion Singaperbangsa itu, langsung menuju Kejari Karawang. Disana para pendemo melakukan orang, tak lama kemudian aksi dilanjutkan ke gedung DPRD Karawang. Disana massa aksi diterima oleh anggota DPRD terpilih yaitu Toto Suripto, Suryana dan Dedi Rustandi. Usai melakukan audiensi para pendemo itu memberikan dua ekor ayam hitam dan tolak angin kepada wakil rakyat tersebut.
Baca Juga:Jumlah Laka Lantas MenurunOperasi Patuh Lodaya, Anggota Polres Gunakan Pita Hitam
“Kami memberikan dua ekor ayam hitam dan tolak angin ini kepada perwakilan anggota DPRD merupakan simbol lemahnya pengawasan lembaga legislatif terhadap adanya kasus upriting PDAM yang saat ini ditangani oleh Kejati Jawa Barat,” ujar perwakilan IMKB, Ki Hendra Supriatna (43), Kamis (29/8) usai memberikan ayam dan tolak angina kepada perwakilan anggota DPRD Karawang di geedung DPRD Karawang.
Menurutnya, kasus PDAM sudah lama sekali hampir 3 tahun dan nominalnya pun cukup besar 3.9 Miliar, tapi tidak ada yang ditanggapi pelaku bebas berkeliaran tanpa ditahan. “Kami melaksanakan aksi damai, mereka (anggota DPRD) sudah dicekokin dolar-dolar dengan berjuta-juta sampai miliaran,” kata Hendra.
Dikatakan, pihaknya saat ini menunggu hasil dari aksi sekarang agar para anggota DPRD itu melaksanakan tugasnya yaitu fungsi pengawasan terhadap kasus upriting PDAM. Bahkan disinyalir ada oknum anggota DPRD yang diduga menerima aliran uang haram itu.
“Kami datang kepada dewan sebagai perwakilan rakyat mata kamu jangan buta, telinga kamu jangan tuli. Perut kamu jangan diisi dengan duit haram karena korupsi,” tegasnya.
Ia menambahakan, kasus ini sudah makan miliaran, lihat masyarakat miskin banyak, pakis jalan terputus lalu listrik tiang pakai bamboo. “Kami semua tidak takut saat ini kami berdiri saya lahir di karawang, darah karawang seharusnya uang APBD dipake untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan sendiri atau kelompok saja,” katanya.