SUBANG-Dosen Politeknik Negeri Subang, Enceng Sobari mengatakan, petani dapat memanfaatkan lahan ‘menganggur’ selama musim kemarau. Menurutnya, tanaman sangat sensitif terhadap ketersediaan air.
“Namun saat ini hal tersebut dapat diminimalisir dengan pemanfaatan benih atau varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Secara harfiah tanaman tidak mungkin jauh dari air namun saat ini varietas tanaman tahan kekeringan tidak memerlukan banyak air,” ungkap Enceng kepada Pasundan Ekspres.
Dia mengatakan, tanaman yang saat ini banyak dikembangkan yaitu pagi gogo, kedelai dan kacang tanah, ubi-ubiaan serta jagung yang tahan kekeringan.
Baca Juga:Beredar Foto Siswa SMP Terluka, Polisi: Tidak Meninggal, Dirawat di RS83 PJS Kepala Desa Dilantik Bupati Anne
“Dengan kata lain, lahan dapat dimanfaatkan dengan tanaman-tanaman tadi namun petani perlu sedikit usaha untuk tetap memberikan air agar sistem metabolisme pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat tetap optimal,” jelasnya.
Upaya lain yang dapat dikmanfaatan agar tanaman tetap dapat memiliki ketersediaan air yaitu membuat kolam-kolam kecil dan memanfaatkan mulsa alami dari jerami.
Mulsa dari jerami itu akan menjaga kondisi suhu agar tidak terlalu panas dan ketika pagi dapat menangkap embun yang pada akhirnya mampu tersimpan dan menstabilkan lingkungan tempat tumbuh tanaman.
“Jika dianalogikan kepada manusia apapun makanannya atau sehebat apapun manusia pasti butuh minum untuk menurunkan suhu tubuh. Dan untuk dapat melarutkan segala macam larutan yang masuk ke dalam tubuh agar dapat diserap oleh tubuh menjadi energi,” katanya.
Menurutnya, sejauh ini Subang itu lahan tadah hujan. Yakni memanfaatkan lahan jika datang musim penghujan atau air hujan. Kemudian lahan di Subang cukup besar sehingga kurang memungkinkan karena kebutuhan air untuk menanam itu akan besar.
“Antisipasi yang cukup baik untuk mengatasi keterbatasan air itu sendiri perlu dibuat sumur bor. Atau dibuat sistem irigasi buatan dari hulu sungai yang terdekat dengan bantuan pompa namun perlu kerja sama kelompok tani,” kata Enceng.
Dia mengatakan, antisipasi lain dalam memanfaatkan lahan terbatas air dengan ditanam ubi kayu seperti singkong namun yang dimanfaatkan adalah daun-daunnya sebagai lalapan.
Baca Juga:Program Perbaikan Gizi Penting untuk Mencegah StuntingRevitalisasi Lembaga Vokasi Dorong Link and Match dengan Dunia Usaha dan Industri
“Jadi karena lahan yang dimiliki cukup luas, menyebabkan hambatan bagi petani untuk menanam saat kemarau,” ujarnya.