LEMBANG-Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna optimis kawasan Walini menjadi lokasi pemindahan pusat pemerintahan dan ibu kota Provinsi Jabar. “Saya dan masyarakat tentunya menyambut baik wacana pemindahan ibu kota provinsi ke Walini dengan asumsi akan menambah perekonomian baru di kawasan tersebut,” kata Aa Umbara, Minggu (1/9).
Dia mengatakan, pemindahan ibu kota ke Walini di Kecamatan Cikalongwetan juga ditunjang oleh kemudahan akses jalan penghubung ke Jakarta yang tidak lain sebagi pusat pemerintahan Republik Indonesia.
Menurut dia, ketika suatu kantor pemerintahan dipusatkan di suatu tempat, maka akan lebih mengefektifkan komunikasi antara Pemda dengan provinsi. “Dengan kondisi saat ini di Pemprov Jabar yang kantor dinasnya terpencar dimana-mana, berdampak terhadap kurang efektifnya komunikasi, agak susah. Tetapi kalau satu atap, ini akan lebih cepat,” ungkapnya.
Baca Juga:Bang Ara Petarung Sejati Idola Masyarakat CikaumRebana Bagus, Tapi Harus Menjangkau Semua
Selama menjalankan ibadah haji di tanah suci, dia mengaku, dirinya terus memanjatkan doa agar Walini ditunjuk sebagai pengganti ibu kota provinsi. “Mudah-mudahan, doa-doa saya di Mekah dan Madinah dikabulkan Allah. Kemajuan Bandung Barat tidak terlalu lama dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat,” tuturnya.
Sebagai persiapan pemindahan ibu kota, Pemda Bandung Barat telah berencana membangun destinasi wisata sebagai faktor yang dapat menunjang pembangunan dan kemajuan seperti kampung Asia-Afrika dan yang lainnya.
Aa Umbara akan langsung bertemu Gubernur Ridwan Kamil untuk menyampaikan beberapa persyaratan khusus berkenaan rencana pemindahan ibu kota provinsi ke Walini. “Nanti saya bicarakan langsung dengan Kang Emil,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Bupati KBB, Hengky Kurniawan yang menyatakan kesiapan wilayahnya untuk dijadikan pusat pemerintahan atau ibu kota provinsi Jawa Barat (Jabar) yang baru. “Sebetulnya wacana ini sudah lama ya setahu saya. Jadi memang sebelum pemerintahan Kang Emil pindah ke Walini, hanya waktunya saja kita belum tahu, menunggu kesiapan dari provinsi,” ujar Hengky.
Hengky mengatakan, jika pusat pemerintahan provinsi pindah ke Walini tentunya akan mempercepat laju pembangunan di KBB. Potensi wisata lokal dan ekonomi daerah bisa terkatrol cepat. “Mungkin sama seperti yang dirasakan oleh masyarakat di Kalimantan Timur yang sebentar lagi jadi ibu kota negara. Percepatan pembangunan pasti akan maju dengan sendirinya,” katanya.