SUBANG-Jabatan dan kedudukan adalah amanah yang harus diemban oleh orang yang dipercaya oleh masyarakat. Seperti halnya anggota DPRD atau legislatif yang harus membawa aspirasi masyarakat.
Satu dari sekian puluh anggota DPRD Subang adalah Drs. H. Luthfi Isror Alfaroby seorang pengusaha kulit, yang akhirnya meroket menjadi seorang legislator di DPRD Kabupaten Subang.
Ini adalah ketiga kalinya masa periode jabatan menjadi anggota DPRD Subang. Luthfi berhasil meraih simpati dan masyarakat dapilnya yaitu Kecamatan Pagaden Barat, Pagaden, Cipunagara dan Compreng, saat Pileg tahun 2009.
Sah, Luthfi terpilih dan meraih satu kursi untuk Partai Amanat Nasional (PAN), untuk periode 2009-2014. Dan kala itu selama menjabat kiprahnyapun dirasakan oleh masyarakat, serta dekat dengan semua kalangan.
Baca Juga:Empat Korban Kecelakaan Tol Cipularang belum TerindentifikasiProtes Pungutan Outing Class, Siswa SMP Demo Kepsek
Kemudian habis periode itu, Luthfipun kembali berjaya pada Pileg 2014. Kuri PAN tetap bertengger dengan dukungan masyarakat dan konstituennya yang telah dibina dan tidak ditinggalkan.
Luthfi pun kembali dilantik menjadi anggota DPRD Subang untuk periode 2014-2019. Jabatan kedua kali inipun, tak disia-siakan. Luthfi terus bergerak, mendengar aspirasi yang muncul dari masyarakat dan juga kalangan perangkat desa di wilayah dapilnya.
Kucuran anggaran infrastruktur terus digelontorkan, untuk pembangunan jalan, jembatan, sekolah, sarana agama dan infrastruktur lainnya.
Dengan program dan gagasan peningkatan infrastruktur di wilayah dapilnya itu. Menjadi sebuah penilaian bagi masyarakat hingga akhirnya. Saat Pileg yang baru berlalu Juni 2019 ini. Luthfi pun menang kembali, satu kursi PAN tetap utuh di dapil VI untuk masa periode 2019-2024.
Kali ini Luthfi saat dihubungi Pasundan Ekspres berujar, bahwa dirinya memiliki visi ke depan yaitu Mewujudkan Masyarakat yang Berdaya Saing, Makmur dan Bermartabat.
Dari visi ini, kata Luthfi, bagaimana masyarakat mampu berlomba dan memiliki daya saing yang kuat, baik bidang ekonomi, pendidikan juga kesehatan, yang merupakan indikator IPM sebuah daerah.
Tiga hal tadi, menurutnya, harus ditunjang dengan sarana dan infrastruktur yang memadai. Seperti jalan dan jembatan penghubung adalah untuk menunjang distribusi orang dan barang, sebagai sarana penunjang aktivitas perekonomian masyarakat.