Selain itu, Pemdaprov Jabar gencar membangun Gedung Creative Center di sejumlah kabupaten/kota sebagai bagian dari proyek strategis pada 2019, di antaranya Creative Center di Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, dan Kab. Purwakarta.
“Mudah-mudahan 27 daerah (di Jabar) masing-masing punya satu Creative Center. Sebab, anak muda harus dibuat sibuk yang positif. Yang senang film bikin film, musik silakan (pakai),” tambah Emil.
Sementara itu Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Fiki Satari mengatakan, pihaknya hadir sebagai jejaring lintas komunitas untuk memperjuangkan potensi kreatif khas kota/kabupaten se-Indonesia.
Baca Juga:Dilantik Kemarin, Belum Terlihat Anggota Dewan Ngantor Hari IniViral! Guru SD di Gowa Dikeroyok Orang Tua Siswa saat Mengajar
Terdapat 10 prinsip dalam membangun kota/kabupaten kreatif, yakni menjunjung keragaman sosial budaya, inklusif, melindungi HAM, memuliakan kreativitas, tumbuh bersama lingkungan yang lestari, memelihara kearifan sejarah, transparan, adil dan jujur, memenuhi kebutuhan dasar, memanfaatkan energi terbarukan, serta menyediakan fasilitas umum yang layak bagi masyarakat.
“Ini dilakukan untuk tujuan kesejahteraan warga, kemerataan ekonomi, penyelesaian masalah keseharian,” kata Fiki.
Berbagai sektor ekraf mulai arsitektur, film, hingga inovasi media pun ditunjang dengan kearifan lokal dari 16.000 pulai, 1.300 tradisi, serta 700 bahasa yang dimiliki Tanah Air.
“Keberagaman termanifestasi, secara kolektif, kita harus wujudkan Indonesia kreatif,” tegas Fiki.
Bdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Fiki, terdapat 8,2 juta jumlah usaha ekraf yang tersebar di Indonesia, dengan 60 persen di antaranya ada di Pulau Jawa. ICCN pun terus mendorong wilayah lain untuk juga berkembang di sektor kreatif.
“Rumus pengembangan wilayah kreatif, dengan Pentahelix, yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media,” ujarnya.
Dengan mengusung tema ‘Tara La No Ate’ yang dalam bahasa daerah Ternate artinya ‘turun ke bawah dan pikat’, ICCF 2019 sendiri diisi dengan acara-acara berkelas yang dapat menjadi ruang menciptakan kerja sama lintas stakeholders dalam mengembangkan kota/kabupaten kreatif. (HUMAS JABAR)