KARAWANG-Dinas Pertanian Karawang, dalam dua tahun kedepan menyiapkan sistem pertanian berteknologi. Hal itu menyusul menyusutnya jumlah penggarap sawah mulai dari jasa tandur, persemaian dan perontok padi.
Kepala Dinas Pertanian Karawang, Hanafi Chaniago mengatakan, dua tahun kedepan diharapkan pertanian di Karawang sudah beralih ke teknologi. Sejumlah Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sebenarnya sudah disiapkan dan tinggal memodifikasi kecocokannya dengan tanah Karawang, mulai alat tanam padi transplanter, perontok dan pengepul gabah seperti Combine, traktor, hingga power tresser.
Alat itu, lanjut Hanafi, sudah ada di beberapa Gapoktan, seperti misalnya 46 unit transplanter dan Combine. Hanya saja, tinggal menyesuaikan dengan tanah Karawang, karenanya, selain harus memodifikasi ulang, pelatihan teknisi khusus bagi petani dan atau penggarap, juga harus dilakukan. Sehingga, biaya produksi padi, bisa lebih efisien dengan penggunaan alsintan tersebut. “Kita sih berharap, dua tahun kedepan sudah beralih ke teknologi, “katanya.
Baca Juga:Saber Pungli Jabar Ungkap Praktik Pungli di SMPN 1 CikampekPeringati Hari Pelanggan Nasional, PLN Kunjungi Konsumen
Hanafi menambahkan, di kantor Dinas, juga ada Brigade Alsintan dimana tugasnya siaga melayani petani yang membutuhkan alsintan. Jadi sistemnya, pinjam pakai seperti traktor, pompa air dan lainnya. “Ada di kantor kita juga brigade alsintan, jadi yang mau pinjam pakai siap dilayani, ” katanya.
Ia menambahkan, hilir dari produksi pertanian itu adalah harga gabah. Maka, ketika gabah basah, maka pengadaan Dryer atau pengering juga dibutuhkan. Ini yang sedang di wacanakan, dimana setiap desa diharapkan bisa memiliki 1 unit dryer, sehingga harga jual gabah selalu stabil. “Dryer dibutuhkan setiap desa, ini harus ada semua kedepan, ” pungkasnya. (use/ded)