LEMBANG-Kemarau panjang yang terjadi di sepanjang tahun 2019 berimbas pada menurunnya produksi susu sapi di Indonesia. Padahal, pada tahun 2018 lalu, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) menargetkan susu segar dalam negeri (SSDN) bisa menopang 40% kebutuhan susu nasional pada tahun 2020.
Seiring masalah kurangnya pasokan sumber air di musim kemarau ini, Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Dedi Setiadi mengatakan, musim kemarau di tahun 2019 ini berdampak cukup signifikan terhadap menurunnya produksi susu. Tidak hanya di Provinsi Jawa Barat, penurunan produksi susu pun terjadi di semua wilayah di Indonesia.
“Penurunan ke produksi susu ini di semua wilayah di Indonesia. Sapi sebagai ternak ruminansia makanan pokoknya kan rumput, sementara (persediaan) rumput di musim kemarau pasti berkurang produksinya dan berkurang kualitasnya,” kata Dedi saat ditemui di KPSBU Lembang, Kamis, (5/9).
Baca Juga:Desa Mulai Bersolek Menggali Potensinya Lewat WisataWarga Dukung Pembangunan Lingkar Jalancagak, Diharapkan Bisa Atasi Kemacetan
Secara keseluruhan, penurunan produksi susu berkisar antara 5 sampai 10% yakni, dari 1,5 juta liter perhari menurun produksinya sebanyak 150 ribu liter perhari. “Kalau di Jawa Barat produksi (susu segar) 445 ton perhari nah, menurun 45 ton,” bebernya.
Dipaparkan Dedi, di Indonesia khususnya di wilayah KPSBU masalah krusial peternakan sapi perah banyak dari peternaknya yang tidak memiliki lahan rumput.
Berdasarkan survei, 70 persen peternak tidak memiliki lahan rumput, 20 persen memiliki lahan namun tidak mencukupi, dan hanya 10 persen yang mencukupi.
“Sebagai antisipasi (ketersediaan pakan pokok) untuk menghadapi kebutuhan pakan sapi perah di musim kemarau ini, peternak bisa menggunakan jerami untuk pakan sapi,” imbuhnya. (eko/sep)