Karena toleransi yang dilakukan oleh mereka muncul ketika kerusuhan tersebut sudah menjadi semakin panas, bukan muncul sebagai pencegahan agar tidak melakukan kerusuhan.
Namun memang begitulah perilaku buruk dari pemerintah kita dan masyarakat kita, mereka selalu terlambat dalam melakukan toleransi antar sesama. Mereka selalu membuat seolah-olah toleransi itu hadir ketika adanya kerusuhan, bukan hadir sebagai pencegahan kerusuhan. Kebiasaan buruk tersebut, terpaksa harus diterima sebagai sesuatu yang benar, bukan sebagai sesuatu yang salah.
Bahkan ketika kerusuhan tersebut masih memanas, kita juga harus membiarkan pikiran kita untuk selalu dimanipulasi agar mengalihkan perhatian kita kepada orang-orang yang disebut sebagai provokator, disebut sebagai penyebar hoaks, dan lain-lain.
Baca Juga:Sisingaan Mulai Menghilang, Elita Sentil Disdikbud dan DisparporaDLHK Jangan Lepas Tangan soal Pencemaran Sungai Cilamaya
Padahal pihak yang seharusnya disalahkan adalah pemerintah, karena pemerintah lah yang bertanggung jawab dalam permasalahan ini.
Pemerintah Harus Introspeksi
Memang pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah maupun menanggulangi kerusuhan yang disebabkan karena adanya rasisme yang dilakukan oleh masyarakatnya.
Salah satu tugas pemerintah, adalah selalu mengimbau agar masyarakat mengamalkan nilai-nilai pancasila, namun disatu sisi lainnya juga, pemerintah mempunyai BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).
Akan tetapi kemana kah peran BPIP saat warga Papua terkena rasisme? Apakah mereka berperan penting dalam mencegah tindakan rasisme tersebut? Apabila mereka berperan penting, mengapa mereka seolah-olah menghilang ditengah kerusuhan yang semakin memanas ini?
Oleh karena itu, inilah yang menjadi hal penting bagi pemerintah untuk melakukan introspeksi, agar pemerintah sadar bahwa yang dilakukan selama ini, ternyata tidak berdampak baik bagi masyarakat.
Percuma saja pemerintah membuat BPIP, tetapi justru rasisme masih dilakukan oleh beberapa oknum TNI, oknum Satpol PP, dan oknum ormas. Percuma saja pemerintah berkoar-koar masalah toleransi, tetapi pada kenyataanya toleransi itu hanya indah untuk diucapkan, bukan indah untuk dilakukan.
Saling Menghormati
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu,” (AN-NISA: 86). Allah SWT mewajibkan hambanya untuk saling menghormati satu sama lain, dan apabila kita saling melakukan penghormatan antara satu sama lain, maka rasisme pun tidak akan pernah ada di negeri ini.