CIPEUNDEUY-Keberadaan pabrik di beberapa wilayah di Subang, yang pekerjanya didominasi oleh kaum perempuan, berdampak pada pola atau kebiasaan sebagian masyarakat.
Misalnya saja, para pekerja hari ini didominasi oleh kaum perempuan, sedangkan kaum laki-laki yang biasanya bertani, harus menjaga rumah mengganti peran istrinya yang bekerja di pabrik. Termasuk juga perubahan kecenderungan seksual bagi beberapa pekerja perempuan, hingga menjadi menyimpang.
Terbukti dengan masuknya laporan seorang warga Desa Wantilan, yang diterima langsung oleh Pemdes Wantilan. Dijelaskan Bhabinkantibmas Desa Wantilan Aipda Nurdin laporan tersebut masuk pada hari Selasa (10/9).
Menurut Nurdin masyarakat Wantilan datang melapor karena merasa resah oleh salah satu warganya yang diduga menjadi LGBT.
“Iya ini warga melapor, suaminya, yang saya belum bisa sebut namanya. Mengaku istrinya menjadi lesbian, sehingga menelantarkan anaknya karena sibuk dengan pasangan sesama jenisnya,” jelas Nurdin.
Baca Juga:Camat Pamanukan: Pembangunan Desa Tak Hanya InfrastrukturBerbagi Kebahagiaan, Koplax Santuni Anak Yatim
Hal tersebut menurut Nurdin, meresahkan masyarakat. Selain warga kini merasa prihatin, mereka juga ketakutan hal tersebut juga menimpa warga yang lain, jika dibiarkan. Sementara itu, Pemdes Wantilan, melalui Kepala Desanya Komarudin, menyampaikan komitmennya untuk memerangi LGBT.
“Ya setelah adanya laporan ini, kami komitmen untuk memerangi, menolak LGBT, terkait masalah laporan warga, kami juga sedang terus musyawarah untuk menyelesaikannya,” ungkap Komarudin.
Sementara itu, ternyata kasus serupa tidak hanya terjadi di kawasan industri yang ada di Cipeundeuy. Dari beberapa sumber yang berhasil Pasundan Ekspres tampung hal tersebut banyak terjadi juga di wilayah Purwadadi, bahkan sampai ke salah satu kawasan pabrik yang letaknya di kawasan perkotaan Subang, meski kebenarannya belum teruji.(idr/dan/vry)