PURWADADI-Camat Purwadadi, Asep Sopandi buka suara terkait maraknya LGBT di lingkungan pabrik, yang meresahkan masyarakat. Dia mengaku, laporan masyarakat terkait LGBT di kawasan pabrik juga sempat marak di Purwadadi, dan mendapatkan penindakan tegas dari aparat setempat.
Purwadadi salah satu wilayah yang di sekitarnya banyak pabrik. Kebanyakan pabrik garment melibatkan banyak pekerja wanita. “Sudah lama sempat ada laporan juga pada kami terkait maraknya LGBT. Tapi dengan cepat kami sudah tidak lanjuti, memberikan penyuluhan pada setiap rumah kos. Saya juga dorong pihak Pemdes untuk berperan aktif dalam pengawasan, alhamdulilah sekarang sudah mulai kondusif,” jelasnya pada Pasundan Ekspres.
Menurutnya, peran yang paling banyak berperan dalam penyimpangan seksual pada sebagian buruh pabrik adalah lingkungan sekitarnya. Hal tersebut didapatkan dari pengalamannya saat menangani salah satu warganya yang terjerembab LGBT pada beberapa waktu lalu. Selain di lingkungan pekerjaan, di lingkungan tempat tinggal juga menurut Asep, memiliki pengaruh yang tidak kalah besarnya.
Baca Juga:Pemdes Kasomalang Kembangkan Bioetanol dari Kulit NanasPemdes Realisasikan Perbaikan 20 Unit Rutilahu
“Kalau dulu kasus yang di Purwadadi, mereka tumbuh dan berkembang di kos-kosan. Kami bersama pihak berwenang, dan tim ahli yang bisa mendeteksi seseorang dengan kecenderungan seksual menyimpang, mengadakan inpeksi ke setiap rumah kos,” tambah Asep.
Sebab dari pengalamannya menyelesaikan kasus maraknya LGBT tersebut, Asep mengaku mendapati pengetahuan baru terkait ciri-ciri mereka yang memiliki penyimpangan seksual. Khususnya lesbian atau penyuka sesama jenis perempuan.
“Kalau kita yang tidak ahli, pasti bias ya, sulit membedakan. , terlebih membuktikannya juga sulit. Tapi kalau sama tim ahli ketauan tuh, ciri-cirinya. Jadi ketika kita inpeksi ke rumah kos, ditemukan satu rumah kos diisi oleh berdua. Meski oleh sesama perempuan, tim ahli itu tau, mana yang memang bukan pasangan dan yang pasangan,” ungkap Asep lagi.
Sedangkan Camat Cipeundeuy, Dadang Darmawan, dikesempatan yang lain mengaku sudah mengetahui adanya pengaduan terkait keresahan warga pada LGBT di Desa Wantilan Cipeundeuy. Namun sejauh ini dirinya belum bisa berbuat banyak, karena masih diselesaikan di tingkat desa. Dia juga enggan mengomentari terlalu dalam, lantaran menurutnya, dia baru sebatas tau dari laporan saja. Belum secara langsung menemui beberapa pihak, baik suami ataupun istrinya sebagai tertuduh.