Energi Alternatif dan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
SUBANG–Pemerintah Desa Kasomalang Kulon Kecamatan Kasomalang sedang fokus untuk mengembangkan limbah buah nanas menjadi bioetanol. Hal itu melihat banyaknya produktivitas masyarakat desa yang memanfaatkan buah nanas, mulai dari menanam, mengolah makanan atau minuman hingga menjual belikan buah nanas tersebut.
Kepala Desa Kasomalang Kulon, Amirudin mengaku sedang fokus mengembangkan pemanfaatan limbah dari buah nanas yang merupakan sebagai simbol dari Kabupaten Subang. Pasalnya, bagi sebagian masyarakat Kasomalang Kulon, banyak yang menggantungkan perekonomiannya pada buah nanas.
“Kita sedang fokus mengembangkan bioetanol dari kulit nanas, sebagai pemanfaatan limbah dari buah nanas itu sendiri, agar ada manfaat yang lebih secara ekonomis bagi masyarakat. Rencananya dalam waktu dekat kami akan membeli mesinnya, kebetulan kami juga kerjasama dengan beberapa pihak untuk mengembangkan ini, doakan saja mudah-mudahan secepatnya bisa terealisasi,” kata Amirudin kepada Pasundan Ekspres, Kamis (11/9).
Baca Juga:Pemdes Realisasikan Perbaikan 20 Unit RutilahuKorps Marinir TNI AL Komitmen Jaga Ekosistem Laut
Dia menjelaskan, nanas yang banyak tumbuh di wilayah Subang Selatan itu memiliki kandungan serat kasar, karbohidrat dan glukosa yang terkandung pada kulit nanas yang memungkinkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.
Selain itu, kelebihanya ada pada biaya produksi bioetanol yang tergolong murah, Karena sumber bahan bakunya merupakan limbah pertanian atau produk pertanian yang nilai ekonomisnya rendah, seperti kulit nanas yang dapat diambil dengan mudah di wilayah Subang Selatan.
“Saya sudah pelajari yah, baca-baca, ternyata murah nih, mudah juga. Kemudian saya diskusikan dengan beberapa perguruan tinggi, seperti kemarin ada rombongan dosen dari Unpas, dan siap membantu. Potensi bahan baku kita sudah banyak, tenaga ahli ada, yang tinggal aksinya aja, kan begitu,” tambahnya.
Dia menyampaikan harapannya, dengan berjalannya produksi bioetanol di Desa Kasomalang Kulon, bisa menjadi sumber energi alternatif dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Baginya, inovasi untuk kemajuan masyarakat desa memerlukan terobosan yang berani, serta terukur, terlebih pada zaman informasi serba terbuka seperti sekarang ini.
“Ya kita bisa mendapati informasi apapun ya sekarang ini, melalui internet. Mencari apa saja sekarang mudah, tinggal pinter-pinter kita saja, memperbanyak refrensi, mencari pengetahuan baru untuk diimplementasikan demi kemajuan desa. Kalau saya gitu, termasuk rencana produksi bioetanol dari limbah nanas ini. Mohon doanya saja, mudah-mudahan bisa memberikan banyak manfaat, serta berjalan sesuai dengan harapan,” pungkasnya. (idr/sep)