CIMAHI- Meski musim kemarau, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung tetap melayani penyediaan dan penyaluran air bersih terhadap pelanggan dan non pelanggan yang membutuhkan.
“Dengan kondisi air seperti saat ini, kami tetap memberikan pelayanan bagi pelanggan maupun non pelanggan yang membutuhkan air bersih. Jadi pasokan air bersih ini tidak hanya untuk pelanggan, tetapi juga non pelanggan sesuai prosedur, dan permintaan dari pihak BPBD. Ini memang sudah menjadi rutinitas yang kami lakukan saat kemarau,” kata Manager Junior Humas dan Kesekretariatan Perumda Air Minum Tirta Raharja, Sri Hartati kepada Pasundan Ekspres, belum lama ini.
Dia menyebut krisis air bersih memang kerap terjadi saat musim kemarau. Hal itu pun sudah diantisipasi Perumda untuk menyediakan pasokan air.
Baca Juga:LVRI Kecewa, Surat Permintaan Audiensi Belum Ditanggapi BupatiKepala Sekolah Swasta Belum Sertifikasi
“Tapi tidak menutup kemungkinan, jika kondisinya sudah darurat, kami akan upayakan armada tangki. Itu pun, kami kirim sesuai permintaan dr BPBD. Untuk stok air, kita sesuaikan saja,” ungkapnya.
Dia menambahkan sejak sebulan terakhir, rata-rata ada 25 ritase armada tangki yang mendistribusikan air dari Perumda ke sejumlah daerah yang krisis air bersih. Satu tangki rata-rata berkapasitas 5.000 liter.
“Setiap hari rata-rata disalurkan 125.000 liter ke sejumlah daerah di tiga wilayah, yakni Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi,” ujarnya.
Lebih lanjut Sri mengungkapkan musim kemarau cukup berdampak terhadap berkurangnya debit air di beberapa sumber air baku yang dikelola Perumda. Di antaranya, yaitu Sungai Cijanggel yang memasok kebutuhan air bersih bagi para pelanggan di wilayah Utara, yakni Kota Cimahi dan sebagian Kabupaten Bandung Barat wilayah utara dan barat.
Meski demikian, pihaknya terus berupaya mengoptimalkan pendistribusian air bersih dengan pasokan yang tersedia.
“Saat ini, debit air dari sumber tersebut mengalami penurunan signifikan, yakni sekitar 70 persen. Dari kondisi normal 166 liter/detik, debit air kini hanya 43-45 liter/detik. “Tentunya ini berdampak juga terhadap minimnya pasokan ke wilayah Utara, makanya kami lakukan pendistribusian secara bergilir atau terjadwal,” ungkapnya.
Dia menyebut faktor alam seperti kemarau panjang saat ini memang tidak bisa dihindari, sehingga berdampak terhadap berkurangnya pasokan air bersih yang dikelola Perumda. Ia pun berharap segera turun hujan, sehingga pasokan air bisa kembali normal dan kebutuhan pelanggan bisa terpenuhi. (Sep)