SUBANG-Kendati pembangunannya belum rampung, namun aktivitas produktif di PT Global Diari Mandiri (GDA) yang lokasinya berada diantara Desa Manyeti Kecamatan Dawuan, dan Desa Kalijati Timur Kecamatan Kalijati sudah banyak mengundang protes masyarakat. Apalagi khususnya warga Kalijati Timur.
Menurut salah satu warga, Inda Subgja, menyengatnya aroma bau kotoran sapi menjadi sebab dari protesnya warga tersebut. “Bagaimana gak pada ngeluh masyarakat, bau kotoran sapi menyengat bahkan hingga ke ruang tidur. Terus malam hari, waktunya istirahat, nonton televisi, santai, tidak bisa, karena terganggu oleh menyengat kotoran sapi. menyengatnya bau kotoran sapi tersebut, sudah menyengat sejak beberapa minggu yang lalu,” ujarnya.
Renggi, warga yang lain, juga mengatakan hal yang sama, menyengatnya bau kotoran sapi sudah mengganggu keseharian warga Kalijati Timur. Dirinya berharap pemerintah terkait segera ambil tindakan. “Kemarin sudah ada intruksi supaya bikin surat keluhan terkait baunya kotoran sapi dari GDA, nanti diketahui Kepala Desa dan Camat Kalijati,” ujarnya.
Baca Juga:Manajer Perusahaan Pengelola Dump Truck jadi Tersangka Kecelakaan Tol CipularangBPJS Ketenagakerjaan Berikan Manfaat Perlindungan Sosial
PT GDA sendiri dibangun di atas lahan 53 hektare, menurut informasi yang terhimpun. Di sana akan dibangun pabrik susu sekaligus kandang sapi.
Kepala Desa Kalijati Timur, Ahadiat juga turut memberikan tanggapan terkait keberatan warganya tersebut. Dirinya sudah membuat surat keberatan yang ditujukan ke PT GDA, yang ditandatangani oleh warga. Hingga sekarang dirinya masih menunggu beberapa tanda tangan warga yang keberatan tersebut.
“Terkait itu saya sudah kumpul bersama RT, RW, juga Kadus, dan sepakat akan melayangkan surat keberatan. Dilengkapi tanda tangan warga, dan Pa Camat, bahkan saya juga sudah kontak langsung dengan pihak PT GDA menyatakan keberatan atas bau kotoran sapi yang dikeluhkan warga,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan jawaban dari pihak PT GDA yang menyampaikan permohonan maaf. Sekaligus akan segera menyelesaikan masalah bau kotoran tersebut, juga akan segera merealisasikan penyedotan kotoran sapi yang akan dilakukan oleh vendor dari BUMDes Desa manyeti.
“Saya sudah hubungi langsung pihak PT. GDA. Saya sudah bicarakan pada mereka warga saya keberatan. Alasan mereka saat ini bau yang disebabkan biogas dari kotoran sapi itu akan segera diberikan disinfektan berupa bakteri ke kotoran sapi untuk mengurangi baunya. Kemudian tanki biogas juga sedang dikerjakan, awal desember katanya baru bisa beroperasi,” pungkas Ahadiat.(idr/vry)