PURWAKARTA-Olah raga Bulu Tangkis mulai bergairah kembali di Purwakarta, hal itu ditandai dengan bermunculannya berbagai turnamen di tingkat Desa. Salah satunya adalah Turnamen Bulu tangkis tinggkat Desa Palinggihan Kecamatan Plered, yang belum lama ini digelar.
Meski wilayah Kecamatan Plered kerap dikonotasikan sebagai Kota santri dengan banyaknya santri dari berbagai wilayah di Jabar yang menuntut ilmu agama. Bukan berarti olahraga khususnya Bulu tangkis tergeser dan tidak populer.
Bulu tangkis menjadi olahraga yang miliki komunitas yang cukup mengakar di Plered. Hal itu ditandai dengan tersedianya fasilitas olahraga yang mengedepankan ketangkasan personal pemainya dan fasilitas itu nyaris ada disetiap Pemdes di Plered. Semua warga termasuk kalangan santri bisa menggunakannya untuk bermain meski ada biaya pemeliharaan yang harus dibayar.
Baca Juga:Peringati Harlah, HIPAKAD Ziarah ke TMP PurwakartaTunggu Hasil Uji Lab SJS, Warga Bendung Aliran Sungai Cijengkol
Pemdes Palinggihan membaca peluang itu, dengan membuka turnamen Bulu tangkis pada Sabtu (21/9) kemarib, yang dipusatkan di lapang bulu tangkis tertutup milik Pemdes Palinggihan.
“Turnamen bulu tangkis ini sebenarnya merupakan acara rutin tahunan, dimana seperti sudah biasa dilakukan panitia menyiapkan piala tetap bagi para pemenangnya,” kata Pj Kades Palinggihan, Ujang Atep.
“Untuk sementara peserta dibatasi. Untuk wilayah Kecamatan Plered, peserta terdiri dari pemain kategori Dewasa,” paparnya.
Soal,minat anak usia dini terhadap permainan olahraga Bulu tangkis di Plered Ujang Atep menyebut sempat pasang surut.Persoalanya lebih kepada Prestasi tin Nasional Indonesia ditingkat Dunia.
“Dulu jaman masa jayanya Indonesia di arena all England yang melahirkan nama nama pebulu tangkis Legendaris seperti Liem swieking, Rudi Hartono atau Susi susanti, semua nama pemain itu sangat populer di Plered,” ujarnya.
Dia menambahkan seiring berjalanya waktu, telah muncul generasi generasi baru Plered, olahraga ini sempat mati suri khususnya dikalangan usia dini. Namun, paska adanya isu perselisihan antara PB Djarum dengan KPAI, warga sadar kembali akan pentingnya olahraga tersebut.
“Hanya saja yang kini muncul dan banyak meresfon itu kalangan dewasa saja,kalau anak anak baru sebatas diajak orang tuanya berlatih. Saya memaklumi hal itu, sebab tanpa dukungan atau arahan para pecinta bulu tangkis senior, anak anak akan sulit bangkit, sebab olah raga ini butuh biaya lumayan besar,” ungkapnya.