SUBANG-Sudah seminggu, kebakaran di TPA Panembong belum juga berhasil di padamkan. Asapnya kian tebal. Masyarakat sekitar Kampung Caringin juga mulai merasakan gejala gangguan pernafasan, yang diakibatkan oleh asap bakaran sampah di area tersebut.
Kepala UPTD TPA Penembong, Yaya Sunarya menjelaskan, upaya pemadaman yang dilakukan UPTD Panembong dibantu Damkar Subang sudah maksimal dilakukan, namun masih juga belum membuahkan hasil. “Ya bagaimana lagi. Bukan berarti kami membiarkan. Sampai saat ini ada sekitar 17 staf UPTD Panembong terus berupaya melakukan pemadaman,” ungkap Yayan.
Dia juga menyayangkan sikap dari dinas terkait yaitu DLH yang terkesan acuh atas terbakarnya TPA Panembong tersebut. Belum lagi beberapa oknum LSM yang justru memanfaatkan keadaan dengan menuduh pihak UPTD yang melakukan pembakaran dengan disengaja.
Baca Juga:PT AMB Bawa Sampel Air Sungai Cijengkol Uji LaboratoriumBupati Purwakarta: Dorong OPD Siapkan Ruang Laktasi
Selain itu, Yaya mengungkapkan, TPA Panembong menampung seluruh sampah dari Kabupaten Subang. Satu hari, sampah yang dibuang di TPA Panembong bisa mencapai 150 bahkan hingga 200 ton. Ke dalaman tumpukan sampah yang terbakar saat ini mencapai 15 meter, terang saja hal itu membuat upaya pemadaman sulit.
“Semua perusahaan yang ada di Kabupaten buang sampah itu ke sini, setiap wilayah di Kabupaten Subang juga ke sini/ Ada uang kompensasi dari perusahaan gak ke TPA Panembong? Tidak ada, semua masuk dalam PAD saja. Para staf di sini, semua honorer. Gajinya ya seada-ada saja. Sudah kejadian seperti ini bagaimana? Kami juga yang kena,” tambahnya.
Usulan relokasi yang sudah masuk APBD, kata dia, dalam perubahan kemarin anggarannya dicoret. Alasannya, karena sedang fokus pembangunan infrastruktur. Padahal tempat dan sebagainya sudah siap, yaitu di Cikuda. “Kehadiran Wakil Bupati meninjau TPA Panembong juga tidak memberi dampak apa-apa. Pemda Subang masih abai, tidak peduli,” katanya.
Masyarakat sekitar, Entis Sutisna, kepada Pasundan Ekspres menceritakan bagaimana sebagian masyarakat sudah tidak mampu bertahan. Terkadang harus pergi ke Puskesmas, untuk mengobati sesak nafas gara-gara asap yang dihasilkan dari terbakarnya TPA Panembong.
“Yang katanya dari Dinkes kemarin ada, bagi-bagi masker. Setelahnya gak ada sampai sekarang, padahal sebagian masyarakat sudah mulai terganggu pernafasannya, sebagian sudah ada yang niat untuk mengungsi. Tapi saya gak tahu, sudah atau belum mengungsinya,” jelas Entis.