Sementara itu, Wakil Presiden BEM Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Rifky Andreansyah juga membantah aksi mahasiswa ditunggangi oleh kepentingan politik pihak-pihak tertentu.
“Banyak berita bahwa pergerakan mahasiswa ditunggangi harus diklarifikasi. Pergerakan kemarin tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi hampir di semua daerah. Bergerak di waktu yang sama,” katanya.
Sementara itu aksi yang semula berjalan damai berakhir ricuh setelah pedemo mulai memperlihatkan aksi anarkis dengan cara merangsek kawat berduri untuk masuk ke dalam komplek Gedung DPR/MPR RI.
Baca Juga:Ribuan Massa Bersihkan DAS CigadungProgram DTW Kuatkan Karakter Religius
Hal ini dimulai dari demo yang melibatkan pelajar dari berbagai tingkatan menengah ke atas pada pukul 14.00 WIB di belakang Gedung DPR/MPR RI. Demo berlangsung ricuh, para siswa berakhir melempari petugas keamanan dan seluruh bagian di belakang gedung DPR RI.
Data yang didapat Fajar Indonesia Network (FIN), kurang lebih 576 pelajar tingkat sekolah menengah atas (SMA) digelandang oleh aparat Polda Metro Jaya lantaran menggelar aksi unjuk rasa anarkis di depan Gedung DPR/MPR RI pada Rabu sore. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membenarkan hal tersebut . “Ada siswa yang melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR dan kemudian kita amankan,” kata Argo, kemarin.
Argo mengatakan jumlah siswa yang diamankan mencapai ratusan orang dan saat ini para siswa tersebut sedang diperiksa oleh aparat kepolisian. “Sementara sedang kita lakukan pemeriksaan,” tutur Argo.
Lebih lanjut Argo mengatakan belum bisa menyampaikan dari mana asal pelajar tersebut dan apa tujuan mereka melakukan unjuk rasa. “Nanti setelah diperiksa ya. masih dalam proses,” ujarnya.
Akibat aksi anarkis para pelajar tersebut jalan protokol Gatot Subroto ruas Semanggi-Slipi dan Tol Dalam Kota (Jakarta Inner Ring Road) Cawang Tomang lumpuh total. Sementara tersebut juga membuat layanan Transjakarta via Gatot Subroto terhenti dan membuat sejumlah penumpang TransJakarta terjebak di dalam bus di ruas Tol Slipi-Grogol.
Terpisah, Kepala Polisi Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan aksi unjuk rasa terkait penolakan RUU KUHP yang berakhir ricuh disusupi oleh kelompok tertentu. “Kami mencurigai aksi anarkis tersebut ditunggangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini,” kata Hengki.