PURWAKARTA-Pemkab Purwakarta dengan Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta meneken MoU Pendidikan Berkarakter Berbasis Masyarakat. Salah satu poinnya adalah dengan mengadakan pendidikan Diniyah Takmiliyah Wushto (DTW) di SMP Negeri di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta, H. Tedi Ahmad Junaedi mengatakan, program ini bisa menjadi pilot project secara nasional, karena seluruh Kab/Kota di Indonesia baru di Purwakarta. “Inisiatif pendidikan formal di SMP Negeri dengan memasukan DTW bisa saya katakan ini Pilot Project, karena belum ada dimanapun,” kata Tedi ketika ditemui di Purwakarta, Kamis (26/9).
Selain itu sekolah SMP di Purwakarta, bisa memanfaatkan tenaga pengajar termasuk pendidikan keagamaan yang sudah didata Kementerian Agama, apabila program ini mulai dijalankan. “Dengan 215 Ponpes, 1.687 Majelis Taklim dan 9.740 masjid, saya kira sekolah bisa memanfaatkan sekitar wilayahnya apabila membutuhkan pengajar untuk program ini,” katanya.
Baca Juga:Dinas PUPR Akui Kekurangan Proyek KemuningTri Utami Bakal Maksimalkan Potensi Hasilkan PAD
Sedangkan menurut Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, pihaknya sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor : 420/836/Disdik tentang penguatan nilai religius dalam implementasi pendidikan berkarakter di sekolah. Melaksanakan kerja sama dengan DKM untuk mendorong siswa beragama muslim untuk terbiasa mengaji dengan mengikuti pendidikan DTA maupun DTW.
Hari jumat diisi dengan kegiatan keagamaan di sekolah termasuk kebersihan lingkungan sekolah dan kebersihan DKM disekitar sekolah. “Ini komitmen kita untuk membentuk generasi hebat serta ikhtiar atas respon masyarakat,” kata Anne.
Selain itu, menurutnya untuk program ini, diharapkan minimal setiap kecamatan sudah menjalankan program ini. “Minimal satu kecamatan satu sekolah sehingga kedepan serentak bisa mengikuti,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto mengatakan, MoU ini untuk meningkatkan pengembangan pendidikan berkarakter berdasarkan nilai spiritual religiusitas. “Untuk awal kita satu kecamatan satu sekolah. Jadi ada 17 sekolah tahap pertama ini, sehingga sekolah bisa memberdayakan lembaga-lembaga keagamaan di masyarakat dan itu salah satu tujuannya,” katanya.(rls/mas/vry)