KARAWANG-Sejumlah ulama dan kyai dari Nahdatul Ulama (NU) mengembalikan anggaran untuk kegiatan hari Santri. Pasalnya, ada ketimpangan anggaran dari Pemerintah daerah untuk kegiatan hari santri dan kegiatan festival goyang Karawang.
Dimana, untuk kegiatan hari Santri hanya dianggarkan Rp30 juta, sementara featival goyang Karawang mencapai Rp 2 miliar lebih.
Ketua Rois Suriyah PCNU Karawang, Ade Fatahillah mengatakan, jika peringatan Hari Santri Nasional di Karawang akan tetap digelar dengan meriah. Meskipun anggaran Hari Santri Nasional dari Pemkab Rp30 juta bakal dikembalikan. Sehingga anggaran hari santri yang akan digunakan akan menggunakan anggaran patungan para kiyai, ulama, ustadz/ustadzah serta swadaya masyarakat.
Baca Juga:Disdik Tunggu Penjelasan PUPR Terkait Amruknya Gedung SDN Kalangsurya II45 Desa akan Gelar Pilkades
“Kiyai dan santri itu kaya, karena kehendak dari Allah SWT. Kita tidak akan mengharapkan kepada siapapun, ini sudah biasa, kyai dan santri sudah terbiasa mandiri, karena cinta kepada ulama, cinta kepada ulama dan kiyai-kiyai terdahulu. Insya Allah, acara santri akan kita sukseskan bersama. Berdoa, ini manfaatnya untuk warga Karawang semuanya, barokah. Allah akan kirimkan barokah, karena keikhlasan warga masyarakat Karawang semuanya,” ujar Ade saat mempertanyakan, kepada Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamaksyari (Jimmy).
Ditanya soal Rp30 juta anggaran yang sudah diplot pemkab untuk Hari Santri Nasional di Karawang, Kiyai Pimpinan Pondok Pesantren Ar-Rahman Klari ini menegaskan, jika anggaran 30 juta tersebut dikembalikan kepada pemda. Karena anggaran tersebut masih akan lebih bermanfaat bagi kaum dhuafa, yatim piatu dan jompo di Karawang yang lebih membutuhkan.
“Anggaran Rp30 juta akan kita kembalikan lagi kepada pemerintah. Karena itu uang rakyat. Kita sebagai santri dan ulama tidak berhak untuk itu. Saya pribadi dan para kiyai sudah sepakat anggaran itu dikembalikan untuk kepentingan masyarakat lain. Seperti masih banyak jompo dan yatim yang membutuhkan. Yang datang ke rumah saya pun sudah banyak. Mereka siap meriahkan hari santri dengan ongkos sendiri,” katanya.
Sementara itu, menanggapi aspirasi dari para kyai, ulama dan ustadz ini, Wakil Bupati Karawang, Ahmad Jamaksyari mengaku meminta maaf, karena dirinya belum bisa berbuat maksimal untuk menganggarkan peringatan Hari Santri Nasional, dengan alasan keterbatasan kebijakan sebagai wakil bupati.