SUBANG-Sejak tahun 2012 beberapa pasar di Kabupaten Subang mengalami kebakaran, banyak kecurigaan masyarakat terkait terbakarnya beberapa pasar tersebut. Terutama hembusan kabar angin tentang adanya sabotase, atau sengaja dibakar, berhembus kencang tanpa tedeng aling-aling. Bagaimana tidak, setiap terjadi kebakaran di sebuah pasar, selalu berbarengan dengan rencana revitalisasi pasar tersebut dan selalu terjadi di malam hari.
Seperti yang terjadi di Kalijati Timur belum lama ini, pasar milik desa di Kalijati hangus terbakar. Masyarakat juga banyak yang menduga sengaja dibakar, kendati dugaan tersebut juga sudah dibantah secara langsung oleh pemerintah terkait. Korsleting listrik, lagi-lagi menjadi kambing hitam. Dari setiap konsleting tersebut juga tidak pernah terbukti kebenarannya. Minimal bisa diketahui publik bagaimana penyebab, dan penanganan teknisnya dari PLN.
Dalam sebuah surat kabar, yang terbit satu tahun lalu, pernah menuliskan bagaimana keresahan pedagang di pasar Kalijati. Pedagang sempat menerima ancaman pasar akan dibakar, jika tidak mau menyetujui revitalisasi. Namun saat Pasundan Ekspres berbincang dengan salah satu pedagang, Gunadi Rahman mengaku ancaman tersebut tidak pernah diterima, dan mengaku hanya isu belaka.
Baca Juga:Sanggar Kamonesan Urang Subang Konsisten Lestarikan Seni TradisionalPemkab Subang Bersama Kemenag Awali Hari Santri dengan Shalat Istisqo
“Sempet denger, namun saya gak tau. Kalau ada rencana revitalisasi memang iya. Kita juga sempat diajak bicara oleh desa beberapa kali, tapi kalau sampai ngancam, atau ada ancaman ke saya khususnya belum pernah. Gak tau kalau ke yang lain,” jelasnya.
Kepala Desa Kalijati Timur sendiri, Ahadiat sempat membicarakan masalah revitalisasi pasar tersebut, khususnya saat Pasundan Ekspres mengkonfirmasi persoalan tanah yang diratakan diarea sekitar Polsek Kalijati (Cibenda), apakah akan dijadikan pasar yang baru? Dan Ahadiat menjawab, bukan. Melainkan untuk semacam rest area. Dia juga menambahkan, pasar memang ada rencana untuk direvitalisasi, namun karena pedagang merasa keberatan, akhirnya dia tidak mau memaksakan.
“Nanti akan dibuat semacam rest area, ada tempat istirahat. Ada produk BUMDes juga nanti yang di pasarkan di sana, untuk menambah PAD, bukan untuk pasar. Kalau pasar memang ada rencana untuk direvitalisasi. Kami sudah adakan pertemuan dengan pedagang, namun pedagang keberatan. Saya tidak mau paksakan juga kalau mereka pedagang keberatan,” ujar Ahadiat.