PURWAKARTA-Anggota Kader PKK dan Pos Yandu menjadi kunci penentu keberhasilan, program pencegahan penyakit menular kaki gajah atau filariasis. Penyakit filariasis disebabkan oleh sejenis cacing mikro filariasis yang ditenggarai dapat menular pada manusia.
Guna memerangi dan meminimalisir penyebaran dan penularan penyakit tersebut, awal pekan ini Dinkes Purwakarta, melalui Puskesmas di tiap kecamatan mulai mendistribusikan obat yang dinilai efektif guna menyetop parasit itu berkembang biak. Kader PKK dan Posyandu Desa Linggarsari Kecamatan Plered, getol mempersiapkan suksesnya upaya lanjutan Dinkes.
“Kader Posyandu Desa Linggarsari ini, diketuai langsung istri Kades Linggarsari. Hanya saja sore ini, dia tak sempat datang, karena asa urusan ditempat lain,” terang Tati anggota Posyandu Desa Linggarsari, saat ditemui di kantor Desa Linggarsari, Rabu (2/10).
Baca Juga:Batik Taza Khas Karawang, Kedepankan Motif Kearifan LokalDPRD Minta Dishub Terapkan Parkir Khusus
Tati dan belasan rekan-rekanya yang tergabung dalam tim Posyandu desa, sedang menelisik satu demi satu obat pencegah filariasis. Obat tersebut, akan segera didistribusikan ke warga desa. “Obat filariasis ini ada spesifik peruntukannya, menurut kategori tingkatan usia. Kita harus pilah dulu sebelum dibagikan kepada warga desa,” papar Tati.
Obat-obatan itu, akan dibagikan kepada warga dengan jumlah banyak dan setiap paketnya berbeda isi obat. Maka untuk kelancaranya terpaksa mereka bekerja lembur. “Ini kita dikejar target, agar obat obatan sudah siap dibagikan sesuai batasan usia pada Jumat pagi,” imbuhnya.
Memilah obat, ternyata tidak gampang. Pasalnya, ada belasan jenis. Dari mulai kapsul, pil atau cair yang harus kita kemas dalam satu paket siap minum. “Kalau pembagiaanya nanti semua kader PKK desa di tingkat Rt akan dilibatkan. Kader Posyandu nantinya akan bertanggung jawab kepada koordinator yang langsung melapor kepada Kepala UPTD Puskesmas Plered,” ujaranya.
Soal respon dan antusiasme warga Linggarsari, Tati menyebut warga cukup kooperatif. “Tugas Kader Posyandu, sebisa mungkin harus mampu memberi pengertian agar si penerima obat gratis ini mau mengonsumsinya,” pungkasnya.(dyt/vry)