PURWAKARTA-Para petani di Desa Sindangsari Kecamatan Bojong, awali musim tanam ketiga dengan menanam padi (tandur). Padahal, ribuan petani lain mengalami kekeringan dampak dari kemarau panjang, sehingga berakibat pada terlambatnya musim tanam ketiga.
Darji seorang petani warga Desa Sindangsari yang ditemui Pasundan ekspres dipematang sawahnya, mengaku cukup bersyukur dengan melimpahnya air dari aliran mata air gunung burangrang.
“Ya,kita bersyukur bisa mulai tanam padi dimusim ketiga ini, meski saat ini kemarau sedang alami puncaknya,” kata Darji.
Baca Juga:SPSI Gerudug PT NPC, Tuntut Upah LayakDPRD Tetapkan Alat Kelengkapan Dewan
Dia menjelaskan sebagai petani diareal sawah pegunungan yang luasnya hanya belasan hektar, dengan kondisi petak lebih kecil dan menurun dibanding areal pesawahan diutara Purwakarta. Namun kondisi ini setidaknya menjadi penyelamat produksi padi bagi petani di Desa Sindangsari.
“Mengenai varietas padi yang ditanam petani disini mayoritas adalah varietas Cisadane dan varietas yang berbatang agak tinggi,” sebutnya.
Hal yang sama dilakukan petani Ciserang Desa Ganda Mekar Kecamatan Plered. Para petani saat ini sudah memasuki musim menyiangi sawahnya (Ngarambet), saat musim tanam ketiga lancar berkat pasokan air dari irigasi Cisomang yang bersumber dari waduk Jatiluhur.
“Blok sawah Ciserang sudah ngarambet, sementara blok sawah Kampung Cileucang desa Gandasoli masih tetap gersang. Padahal kita tahu antar kedua blok sawah ini, hanya dibatasi jalan umum,” ujar salah seorang petani. (dyt/sep)