OLEH: Elven Soekirno,S.Si.
ASN di Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang
Indonesia tidak lama lagi akan memasuki fenomena bonus demografi beberapa tahun ke depan. Fenomena ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk produktif secara signifkan. Meningkatnya jumlah penduduk produktif tentunya menjadi peluang emas untuk menggerakkan roda perekonomian bangsa. Penduduk produktif pada era ini didominasi oleh generasi Y atau generasi milenial yaitu generasi yang lahir
antara tahun 1980 – 2000.
Siapa generasi milenial
Penelitian tentang perbedaan generasi ini pertama kali dilakukan oleh Manheim (1952). Menurut Manheim generasi adalah suatu konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama. Individu yang menjadi bagian dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki kesamaan tahun lahir dalam rentang waktu 20 tahun dan berada dalam dimensi sosial dan dimensi sejarah yang sama. Teori tentang perbedaan generasi dipopulerkan oleh Neil Howe dan William Strauss pada tahun 1991. Howe dan Strauss membagi generasi berdasarkan kesamaan rentang waktu kelahiran dan kesamaan kejadian-kejadian historis. Jika didasarkan pada Generation Theory yang dicetuskan oleh Karl Mannheim pada tahun 1923, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rasio tahun 1980 sampai dengan 2000. Generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y. Istilah ini mulai dikenal dan dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993.
Baca Juga:Polisi Selidiki Pembuang 11 Drum Limbah CairDedi Mulyadi: Pembangunan Diawali dari Desa
Ciri-ciri generasi milenial
Hasil studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley tahun 2011 di Amerika Serikat tentang generasi milenial USA adalah sebagai berikut;
1. Minat membaca secara konvensional kini sudah menurun karena Generasi Y lebih memilih membaca lewat smartphone mereka
2. Milenial wajib memiliki akun sosial media sebagai alat komunikasi dan pusat informasi
3. Milenial pasti lebih memilih ponsel daripada televisi. Menonton sebuah acara televisi kini sudah tidak lagi menjadi sebuah hiburan karena apapun bisa mereka temukan di telepon genggam
4. Milenial menjadikan keluarga sebagai pusat pertimbangan dan pengambil keputusan mereka
Generasi milenial dan Bonus Demografi
Generasi milenial merupakan modal utama dalam fenomena bonus demografi. Potensi generasi milenial yang dapat dimaksimalkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peran generasi milenial yang merata tanpa adanya kesenjangan gender juga akan mengoptimalkan manfaat dan potensi yang ada. Jika dikaitkan dengan kondisi Indonesia, tanda-tanda akan terjadinya bonus demografi sebenarnya sudah terlihat dari pola menurunnya rasio ketergantungan yaitu perbandingan antara jumlah penduduk nonproduktf (usia kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas) terhadap jumlah penduduk produktif (usia 15-64 tahun) dalam beberapa tahun terakhir.