• Generasi milenial yang mumpuni dalam penguasaan teknologi melalui revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan ekonomi digital, kecerdasan buatan, big data, dan internet of things (IOT) ditambah jiwa kewirausahaan yang baik akan memiliki peluang lebih besar dalam meraih bonus demografi.
• Rendahnya minat generasi milenial dalam menggeluti bidang pertanian, tidak lepas dari pandangan masyarakat bahwa bidang pertanian menghasilkan profit yang rendah. Bahkan, hampir sebagian besar keluarga petani memiliki harapan kecil anaknya dapat meneruskan usahanya dibidang pertanian.
Potensi generasi milenial terhadap revolusi industri 4.0
Potensi besar yang dimiliki generasi milenial tentunya harus mendapat perhatian serius pemerintah dan masyarakat. Dalam kaitan ini, strategi yang dapat dilakukan adalah melalui pemberian pemahaman terhadap masyarakat khususnya generasi milenial akan arti penting kembali menguasai bidang pertanian, melalui program pelatihan, modernisasi cara bercocok tanam, penguasaan teknologi dan inovasi terpadu dengan mekanisme pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan pemanenan serta strategi pasca panen.
Baca Juga:Polisi Selidiki Pembuang 11 Drum Limbah CairDedi Mulyadi: Pembangunan Diawali dari Desa
Ditengah kehadiran revolusi industri 4.0, penemuan terhadap alat-alat baru yang mampu mengurangi penggunaan tenaga manusia terus bermunculan, selanjutnya World Economic Forum (WEF) memperkirakan akan tren hilangnya pekerjaan global yang akan terjadi pada kurun waktu 2015 – 2020 akibat revolusi industri 4.0 terutama dibidang administrasi dan perkantoran. Pemerintah harus mampu mendorong generasi milenial memiliki motivasi yang kuat dan selalu meng upgrade kempetensi dan memiliki bekal keilmuan yang tidak hanya berbasis kognitif semata, tetapi juga kemampuan yang aplikatif secara nyata yang disertai pemahaman tentang nilai, keyakinan, pemikiran independen, kerjasama, dan kepedulian yang akhirnya dapat mengimbangi revolusi industri 4.0 dan menyelamatkan bonus demografi bagi kemajuan bangsa.(*)