LEMBANG-Sebanyak 165 siswa Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) diindikasi mengalami gangguan penglihatan, akibat radiasi gadget dan layar televisi.
Hal ini diketahui setelah Lions Club Bandung Sejahtera yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Mata (RSM) Cicendo, pengusaha kacamata, dan Pramestha melakukan pemeriksaan awal di SDN Langensari 1 dan 2, SDN Citrasari, SDN Pagerwangi 1 dan 3, serta SDN Mekarwangi dalam tajuk ‘Mataku Jendelaku’.
Presiden Lions Club Bandung Sejahtera, Erlin mengatakan, pemeriksaan awal dilakukan terhadap 771 siswa di enam SD yang ada di Kecamatan Lembang. Dari pemeriksaan tersebut, didapati 156 siswa mengalami masalah penglihatan.
Baca Juga:Yayasan Rohmatul Huda Ciptakan Lulusan Pesantren Life SkillTim Saber Pungli Sidak Instansi Pemerintahan, Cegah Praktek Pungutan Liar
“Jadi ini pemeriksaan kedua, dan kali ini pemeriksaan mata langsung dilakukan oleh dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Mata Cicendo,” ucap Erlin usai pemeriksaan mata di Pramestha Mountain City Lembang, Jumat (4/10).
Berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, dia membeberkan, gangguan penglihatan telah dialami siswa SD rata-rata mulai dari kelas IV, V, dan VI. Bahkan mirisnya, diusia yang masih dini yakni masih duduk di bangku SD kelas IV diketemukan beberapa anak mengalami gangguan penglihatan dengan minus besar.
“Saya lihat di sini ada anak kelas empat tapi minus matanya sudah 7. Malah ada yang minus 9,” bebernya.
Ditambahkan Erlin, dengan gangguan penglihatan, proses belajar anak akan terganggu. Apalagi pada pemeriksaan kali ini, diketemukan pula terdapat 10 orang anak yang mengalami katarak dan kerusakan pada selaput mata sehingga perlu penanganan lebih intensif.
“Jadi dokter dari Cicendo memberikan rujukan lebih lanjut karena anak-anak itu kan jendela dunia. Kalau misalnya matanya rusak, bagaimana dia ke depannya,” ungkapnya.
Adanya kegiatan ‘Mataku Jendelaku’, seorang guru SDN Langensari 2, Ani Rosmini menyampaikan, sangat mendukung positif kegiatan pemeriksaan mata tersebut. Mengingat ketika dirinya sedang mengajar tidak sedikit murid di kelasnya berdesakan maju ke depan kelas hanya untuk melihat teks pada papan tulis. Akibatnya suasana belajar sedikit terganggu.
“Kalau duduk mereka gak bisa lihat tulisan (pada papan tulis) dari jauh, jadi anak-anak ini pada ke depan,” ujarnya.