SUBANG-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Subang mengakui masih banyak bangunan sekolah khususnya SD yang rusak. Sebanyak 30 persen dari 800-an SD kondisinya rusak. Dari 30 persen itu, 10 persen yang harus segera ditangani segera karena rusak parah.
“Kalau secara umum 30 persen bangunan SD itu rusak. Tapi masih bisa digunakan untuk belajar. Nah 10 persennya yang harus segera diperbaiki, karena hamper roboh,” ungkap Kadisdikbud Subang, Drs H E Kusdinar MPd kepada Pasundan Ekspres, Selasa (8/10).
Dia mengatakan, bukan tidak ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi bangunan sekolah yang rusak. Ada anggaran perbaikan yang bersumber dari APBD dan APBN. Namun tidak lantas semua sekolah bisa diperbaiki, mengingat terbatasnya anggaran. “Kalau semua sekolah bangunnya ingin bagus ya tentu dukungan anggaran juga harus penuh. Tinggal keberanian dari pemerintah untuk memberikan anggaran,” katanya.
Baca Juga:Petani ‘Gropyokan’ Buru Tikus, Selamatkan Lahan SawahHMI Apresiasi Ketegasan Penegak Hukum
Kusdinar mengatakan, anggaran untuk perbaikan bangunan sekolah tahun ini sebesar Rp5 miliar yang bersumber dari APBD Subang dan Rp23 miliar dari pemerintah pusat. “Ada sekitar 70 sekolah yang dapat bantuan perbaikan yang anggarannya Rp5 miliar dari APBD,” ujarnya.
Dia menuturkan, pada tahun 2020 anggaran perbaikan bangunan sekolah diupayakan mengalami kenaikan hingga Rp10 miliar. “Respon pak bupati dan wakil bupati bagus, kami upayakan bisa sampai Rp10 miliar,” kata Kusdinar.
Menanggapi SDN Hegarmanah di Pabuaran yang ambruk, Kusdinar membantah kalau kurangnya pengawasan dari dinas. Dari kejadian tersebut, dia meminta para kepala sekolah untuk melakukan perawatan yang maksimal terhadap bangunan sekolah. “Sebenarnya kadang-kadang pemeliharaan dari pihak sekolah kurang bagus. Contoh genting bocor, itu dibiarkan jadi lapuk. Perlu ditingkatkan pemeliharaan yang rutin,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Subang, Agus Masykur Rosyadi meninjau langsung sekolah yang ambruk tersebut. Kabid Pembinaan SD Disdikbud, Mukfi Effendi mengatakan, sudah masuk anggaran tahun 2020 untuk memperbaiki bangunan sekolah tersebut. “Sebenarnya tahun 2017 juga sudah dapat (bantuan), tapi cuma atap, jadi tidak selesai,” ungkap Mukfi.(ysp/vry)