Jalur Bojong-Sawit Bau Busuk, Jutaan Serpihan Limbah Telur Menggunung

Jalur Bojong-Sawit Bau Busuk, Jutaan Serpihan Limbah Telur Menggunung
LIMBAH TELUR: Tumpukan jutaan limbah serpihan telur yang bercampur bangkai anak ayam, teronggok di lahan kosong di tepian jalan Bojong-Sawit. DAYAT ISKANDAR/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Sejumlah pengguna jalan yang melintas di jalur jalan raya antara Bojong-Sawit, kerap mencium bau busuk yang membuat mual perut, terutama pemotor. Bau tak sedap itu semakin bertambah menyengat, saat titik mendekati gunungan serpihan telur busuk, yang letaknya ada di sebelah kanan jalur jalan Bojong-Sawit.

Penasaran dengan bau menyengat, yang menjadi aroma sarapan para pengguna jalan itu, Selasa siang Pasundan Ekspres mencoba mencari tahu keberadaan sumber bau. Hasilnya cukup mengagetkan, ada jutaan serpihan telur busuk bercampur bangkai anak ayam teronggok di lahan kosong.

Efendi salah seorang pemilah serpihan telur busuk menuturkan, serpihan telur yang jumlahnya jutaan itu, merupakan serpihan telur buangan limbah peternakan besar dari Kampung Tegal Sapi Kecamatan Bojong.

Baca Juga:Seniman Masuk Sekolah Latih 10 Siswa Lomba Tingkat JabarDoakan Almarhum Haryanto, Wartawan Gelar Tahlilan

“Ini serpihan kulit telur eks penetasan anak ayam PT. Popwan dan PT. Malindo yang limbahnya dibuang di sini pak,” kata Efendi yang merupakan orang satu- satunya yang ditemui Pasudan Ekspres.

Efendi mengaku terpaksa memilih menelisik kulit telur, usai mundur jadi ketua RT di Desa Linggasari Kecamatan Darangdan. “Saya fokus memilah kulit telur ini untuk dijual ke Bandung, sebagai bahan pencampur pupuk. Sebelumnya, saya adalah ketua RT di Desa Linggasari Darangdan,” kata Efendi.

Mengenai keberadaan onggokan kulit telur yang kini sudah menggunung, Efendi mengaku dirinya bekerja sama dengan karang taruna desa, yang mengambil manfaat dari limbah telur. Pengakua Efendi, limbah telur dijual Rp 3 juta per ton. “Saya hanya memilah kulit telur ini untuk dikarungin lalu dijual ke Bandung,” sebut Efendi.

Mengenai lahan kosong yang digunakan, Efendi menuturkan, disewa pihak perusahaan peternakan. “Ini lahan milik Kades Bojong, pak Hery. Karang taruna yang mengelolanya adalah Tegal Sapi,” tuturnya.

Soal bau tak sedap yang ditimbulkan hingga tercium pelintas jalan, Efendi menunjukan sumbernya. “Kalau dari dekat, bapak mencium gak bau busuknya? Bau busuk ini hanya tercium menyengat dari jarak jauh karena terbawa angin. Kalau penyebabnya ada dua hal, satu akibat adanya bangkai anak ayam yang mati ikut terbawa ke sini. Kedua, adapula telur busuk yang gagal menetas terbawa,” papar Efendi.

0 Komentar