LEMBANG-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup di Grafika Cikole Lembang, Kamis (10/10). Kegiatan itu di ikuti 34 siswa dari 17 sekolah Adiwiyata KBB, dan dihadiri Bupati Bandung Barat dan narasumber dari PT Indosemen, Kepala DLH Provinsi Jawa Barat dan Pemerhati Lingkungan Komunitas Bandung Utara (Kabut).
Bupati Bandung Barat H. Umbara Sutisna, mengapresiasi acara sosialisasi ini yang menghadirkan para pelaku usaha dan para siswa didik SD, SMP dan SLTA.
Menurutnya, ini salah satu bentuk Kepedulian pemerintah dalam menanggulangi lingkungan hidup di KBB, khususnya penanggulangan sampah. “harus sejak dini ( Sekolah Dasar) memberikan pemahaman tentang pengendalian sampah dilingkungan,” kata Aa Umbara.
Baca Juga:Pedagang Surati PVMBG, Minta Turunkan Status TWA Gunung Tangkuban ParahuCagar Alam Junghuhn Dibiarkan Tak Terawat
Apa lagi sekarang, sebut dia, Bandung Barat mempunyai program pengembangan sepuluh destinasi wisata dengan target kedepannya bisa mendatangkan satu juta wisatawan. Jadi, diperlukan adanya kebersihan lingkungan untuk menunjang destinasi wisata. “kurang bagus dong ketika dikunjungi oleh wisatawan, lingkungannya banyak sampah atau kotor,” terangnya
Umbara menyebutkan, sampai saat ini, pihaknya sudah membentuk sebuah wadah gabungan dari ratusan perusahan, mulai dari APINDO, PHRI dan Asosiasi perusahaan lainnya. Untuk menghimpun anggaran CSR, dimana nantinya akan dialokasikan untuk pengelolaan lingkungan hidup dan dunia pendidikan.
Sementara itu, Kepala DLH KBB, Apung Hadiat Purwoko meminta dunia usaha untuk memperhatikan sekolah yang berpredikat Adiwiyata. Pasalnya, sekolah Adiwiyata cukup berperan aktif dalam menjaga lingkungan. “Saya minta ke para pengusaha, jangan hanya memberikan bantuan itu ke kelompok-kelompok tertentu saja. Tapi perhatikan juga dong sekolah-sekolah yang peduli lingkungan,” kata Apung.
Menurutnya, dunia pendidikan memiliki embrio bagi penyelamatan lingkungan dengan keterlibatan para pelajarnya. Mereka inilah kata Apung, sebagai agen perubahan yang bertanggungjawab terhadap penyelamatan lingkungan tersebut.
Ia bersyukur di KBB memiliki 17 sekolah Adiwiyata yang menjadi binaan DLH dan bisa diandalkan untuk melakulan aksi peduli lingkungan tersebut. Namun aksi mereka hingga kini belum bisa maksimal mengingat keterbatasan anggaran. “Kalau mengandalkan dari pos pendidikan belum ada anggarannya. Masih butuh support dari pihak lain,” bebernya.