SUBANG-Banyak penderita HIV AIDS di Kabupaten Subang enggan minum obat anti retroviral (AVR). Hal itu diungkapkan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Subang, Dr. Maxi kepada Pasundan Ekspres, Jum’at (11/10).
Menurutnya, obat ARV itu untuk memperlambat perkembangan virus HIV Aids bagi penerita. Namun, banyak penderita yang enggan meminum obat tersebut.
“Padahal penderita HIV AIDS itu harus meminum secara rutin obat itu agar bisa menghambat perkembangan dan tidak menyebar virurnya,” katanya.
Baca Juga:PT Pupuk Kujang Selenggarakan “Kujang Plogging Day”SMK Minim Guru Berkualitas
Dia menjelaskan penderita HIV AIDS yang tidak meminum obat ARV itu dapat menyebabkan daya tahan tubuhnya menjadi lemah dan sangat rentan terhadap penyakit penyertanya. Adapun alasan tidak tidak meminum obat ARV tersebut lantaran merasa sudah sehat dan menganggap sepele dengan virus yang di deritanya. “Ini sangat membahayakan penderita dan juga orang lain dalam penularan,” ungkapnya.
dr. Maxi menyebut obat ARV itu di distribusikan ke puskemas-puskesmas dan diberikan secara gratis untuk pengidap HIV Aids. Pasalnya, penularan HIV aids di Subang cukup tinggi yang disebabkan seks bebas dan seks yang tidak aman mulai dari Pantura hingga Subang Kota. “Sudah ada 114 kasus penderita HIV aids di bulan Januari-Agustus 2019,” ujarnya.
Pihaknya sudah berupaya mencegah penyebran HIV AIDS dengan berbagai himbauan hingga pemeriksaan terhadap masyarakat. Namun, banyak masyarakat yang enggan di periksa terutama di daerah. “Ini yang menjadi permaslahan, karena saat untuk mengobati harus ditemukan dulu penyakitnya, dan saat pemeriksaan itu masyarakat banyak yang enggan mungkin karena malu, atau merasa tidak mengidap penyakit tersebut,” tukasnya.
Sementara itu Kepala Seksi Rehsos dan Napza Dedi Ruhaedi mengatakan bahwa berdasarkan pengamatannya banyak warga asal Subang yang ke luar daerah dan menjadi pekerja seks komersial (PSK). Hal itu sangat rentan terpapar virus HIV saat mereka kembali dan menularkan di Subang. “Banyak warga Subang yang keluar daerah menjadi PSK, di khawatirkan ketika di sana terkena HIV aids, pulang justru menularkan di Subang ” ungkapnya. (ygo/sep)