Tradisi Leluhur yang Dihidupkan Kembali di Desa Wisata Cibuluh
“Mulan” (bahasa Sunda), adalah kegiatan yang dilakukan pada saat purnama. Di masa lalu, pada saat belum ada listrik dan televisi, pada saat bulan purnama, masyarakat desa biasa keluar halaman rumah menikmati terangnya bulan purnama. Anak anak bermain sondah, ucing sumput, dan sejenisnya. Orang tua mengawasi anak-anak itu sambil ngobrol antar sesama. Namun kini, tradisi mulan tersebut sudah hilang karena cahaya bulan sudah kalah oleh terangnya kerlap kerlip lampu listrik.
—————————–
Pengelola Saung Mulan, Udan Karyawan menjelaskan, suasana itulah yang hendak dihidupkan kembali oleh masyarakat Desa Wisata Cibuluh. Tepatnya di sebuah saung kecil berukuran 2 x 3 meter yang terletak di halaman sebuah rumah sederhana, tradisi mulan mulai hidup kembali. Saung Mulan, demikian kemudian saung ini dinamakan.
“Kami sedang mencoba untuk kembali pada kebiasaan nenek moyang, dalam menjalankan atau menikmati bulan purnama di sini. Dimana silaturahmi, kebersamaan terbangun baik secara suasana, maupun emosional,” jelasnya.
Di saung ini, tambah Udan, setiap bulan purnama biasanya digelar acara sederhana. Mulai dari pagelaran seni seperti karinding dan kacapian, dilanjutkan dengan medar (mengurai) sejarah kampung atau hanya sekedar ngobrol bersama, disebut ngawangkong sambil bakar singkong atau pisang. Semuanya dikemas dengan santai dan rileks, penuh keakraban.
Pada hari-hari biasa, kini saung mulan juga mulai banyak dikunjungi. Mereka biasanya hanya sekedar ngawangkong di saung, sambil menikmati suguhan makanan tradisional. Dari saung ini terlihat pemandangan kampung dan sawah yang menghampar di bawahnya. Keindahan alam pedesaan itulah yang sering dijadikan latar para pengunjung untuk berselfie ria.
Baca Juga:Realisasikan 7 Tuntutan, PPDI Siap BlusukanPetugas Lapas Sita Sajam Napi, Tes Urine Setiap Ahir Pekan
“Dari hasil musyawarah, pengelola Desa Wisata Cibuluh juga menjadikan Saung Mulan sebagai salah satu bagian dari paket wisata. Jadi para pengunjung biasanya diajak menginap di rumah penduduk, menikmati suasana malam di saung mulan. Keesokan harinya, kegiatan bisa dilanjutkan dengan jelajah kampung untuk melihat berbagai aktifitas warga, juga disuguhi sensasi makan di tengah sawah dan bermain air di sungai,” pungkasnya.(idr/vry)