JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyebutkan, bahwa saat ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih kekurangan puluhan ribu guru produktif.
Plt. Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti, Patdono Suwignjo mengatakan, kekurangan tersebut, lantaran pembangunan SMK tidak dibarengi dengan penyiapan guru produktif.
“Padahal, kebijakan kita dulu itu, jumlah SMK dibuat banyak sama dengan SMA, sekarang SMK sudah lebih banyak dari SMA. Tetapi yang kita lupa menyiapkan guru produktifnya,” kata Patdono di Jakarta, Rabu (9/10).
Baca Juga:Mahasiswa Bergerak, Demokrasi sedang GentingBantah RPJMD Hasil Plagiat, Bappeda Akui Human Eror
Patdono menuturkan, ada tiga macam guru di SMK, yakni guru normatif yang mengajar Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, kemudian guru adaptif mengajar Biologi, Fisika, Matematika dan guru produktif yaitu guru yang mengajar sesuai dengan kejuruannya.
“Guru produktif otomotif, elektro. Nah kita enggak menyiapkan guru produktifnya, sehingga sekarang kita kekurangan 91 ribu guru produktif,” ucapnya.
Menurut Patdono, dampak dari kekurangan guru produktif tersebut, akhirnya membuat guru adaptif terpaksa ‘disulap’ menjadi guru produktif, dengan cara mengikuti pelatihan khusus selama tiga bulan.
“Guru-guru adaptif disulap dalam waktu pendek tiga bulan untuk menjadi guru produktif, tapi mutunya enggak bagus,” ujarnya.
Seharusnya, lanjut Patdono, untuk menyiapkan guru SMK membutuhkan waktu lebih lama dari menyiapkan SMK itu sendiri. Paling tidak, membutuhkan lima tahun, empat tahun untuk mendapatkan gelar sarjana dan satu tahun untuk pendidikan profesi guru.
“Itu problem kita di SMK, dan juga di pendidikan vokasi itu,” ungkapnya.
Dapat diketahui, saat ini Kemenristekdikti tengah membuka seleksi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Mandiri yang digelar secara nasional pada November 2019.
Baca Juga:Kekeringan, Petani Mengadu ke DPRDKumpulkan Rp227 Miliar dari PBB
Untuk angkatan pertama, disiapkan sekitar 12.000 kuota PPG Prajabatan Mandiri yang terbuka bagi lulusan sarjana pendidikan maupun nonpendidikan.
Direktur Pembelajaran, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kemenristekdikti Paristiyanti Nurwardani menyebut, guru SD dan SMK menjadi kebutuhan terbanyak saat ini.
“Untuk itu, saya berharap, dalam PPG Prajabatan Mandiri kali ini dapat diminati oleh lulusan sarjana terapan untuk mengisi kekurangan guru di SMK tersebut,” tuturnya. (der/fin)