Budi menjelaskan pengaruh yang dimaksud karena lahan yang biasa para nelayan gunakan untuk mencari nafkah itu terpakai oleh aktivitas pembangunan pelabuhan Patimban juga kapal-kapal yang ada. “Mereka tidak bisa, ketempat lain yang jauh tidak efisien, juga kapalnya tidak cukup karena dibawah 5 GT, akhirnya ya dipinggir-pinggir saja,” ucap Budi.
Mulai Alih Profesi di aktivitas Pelabuhan Patimban
Namun kata Budi, adanya aktivitas Pelabuhan Patimban juga membuat beberapa nelayan lain ada yang banting stir dan beralih profesi. Menurutnya, yang ia ketahui, ada beberapa yang direkrut menjadi tenaga di Pelabuhan Patimban, ada juga yang beralih menjadi pengantar penumpang.
“Ada yang berubah, tapi persis nya dan data saya tidak hafal karena subkontraktor itu banyak, ada yang sudah bekerja disana, ada juga yang dengan kapal tradisional, speedboat itu jadi pengantar orang dari Jetty (dermaga) ke kapal-kapal, Itu ada, salah satu jurgan ikan disini juga ada yang ikut disitu,” terangnya.
Baca Juga:Rabbani Bagi-Bagi Jatah Pemilihan DPRMenag: Santri Itu Duta Perdamaian
Meski demikian kata Budi, pihaknya berharap, kontraktor-kontraktor yang ada bisa terus memberdayakan dan ikut melibatkan banyak orang untuk bekerja di aktivitas Pelabuhan Patimban ditengah situasi sulit yang dialami nelayan.
Sementara itu, Kepala Dusun Trungtum sekaligus nelayan Tarnali juga membenarkan bahwa saat ini nelayan yang melaut sudah semakin berkurang karena sulitnya menangkap ikan dan haisl tangkapan tidak berbanding lurus dengan modal.
“Dulu ya sehari bisa dapat 500 ribu, kalau sekarang sekitar 100 ribu. Mau ikut di Pelabuhan juga mungkin seusia saya agak lewat ya,” katanya.
Tarnali sendiri berharap, pemerintah bisa memperhatikan dan memberikan kompensasi pada nelayan yang kondisinya saat ini sedang alami kesulitan. “Ya ada perhatinlah, ada kompensasi dari pemerintah, kalau generasi muda ada harapan ya bisa bekerja, tapi kalau seperti saya inikan ya sudah tua juga, sekarang pelatihan-pelatihan juga tapi ya belum bekerja, ya kalaupun ada ya, yang langsung bisa bekerja. Tapi diakui juga masih tetap ada yang ingin jadi nelayan,” jelasnya. (ygi/sep)