BOYOLALI – Sejumlah warga di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sempat panik ke luar rumah setelah mendengar suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi yang meletus, Senin (14/10) petang. Berdasarkan keterangan warga, dentuman terdengar sekitar dua kali pada pukul 16.33 WIB.
Tumar, kepada desa Jrakah Kecamatan Boyolali, mengatakan, warga langsung berhamburan ke luar ruamh setelah mendengar dentuman. Tak hanya itu, dari puncak Merapi juga terlihat kepulan asap putih.
“Asap dari puncak Merapi itu meluncur ke atas sekitar 30 menit setelah dua kali mengeluarkan suara gemuruh,” kata Tumar.
Namun, kata dia, kondisi warga di Desa Jrakah hingga kini masih aman karena arah asap yang keluar dari puncak Merapi mengarah ke Sleman, Yogyakarta. Pihaknya langsung mengimbau warga untuk tetap waspada dan memperhatikan, serta mengikuti petunjuk dari pemerintah desa setempat terkait perkembangan Merapi.
“Saya melihat kepulan asap dari puncak Merapi kembali bersih atau menghilang setelah sekitar 40 menit kemudian dan kondisi kembali normal,” kata Tumar.
Salah seorang warga, Perni (33), juga mengatakan hal yang senada. Menurut dia, warga agak lega setelah asap mengarah ke Sleman sehingga mereka kembali tenang.
“Warga meski tenang, tetapi mereka tetap waspada mengikuti perkembangan terkini terkait Merapi,” kata Perni.
Baca Juga:Pemuda 22 Tahun Gantung Diri di Kebun Sawit Desa KumpayAnda Jamaah Masjid? Segera Ajukan Kredit Mesra untuk Usaha ke Bank bjb, Tanpa Bunga!
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merilis melalui akun Twitter resminya, Senin (14/10), Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan satu kali awan panas letusan dengan tinggi kolom 3.000 meter. BPPTKG menyebutkan awan panas letusan Gunung Merapi yang terekam di seismogram pada pukul 16.13 WIB memiliki durasi 270 detik dengan amplitudo 75 mm.
“Terpantau kolom setinggi max ±3.000 meter dari puncak. Angin bertiup ke arah barat daya,” tulis BPPTKG melalui akun twitternya.
BPPTKG merekomendasikan jarak bahaya 3 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi. Di luar radius tersebut masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa. Masyarakat juga diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
Sebelumnya, Gunung Merapi juga mengeluarkan awan panas letusan pada akhir September lalu dengan tinggi kolom 800 meter. Awan panas letusan itu memiliki amplitudo 70 mm dan durasi 125 detik dengan jarak luncuran diperkirakan sejauh 1.200 meter. (net/red)